Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Aku Menulis Kaldera Toba?

9 Desember 2023   12:53 Diperbarui: 9 Desember 2023   13:43 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembah Haranggaol Kaldera Toba pada suatu senja. (Foto: calderatobageopark.org)

"Arga do bona ni pinasa di angka na burju marroha. Sai ingot ma mulak tu huta, mulak tu bona ni pinasa." --Romulus Tobing (Lagu Batak "Arga do Bona ni Pinasa"

Arti kutipan itu lebih-kurang begini. Bagi orang yang berhati baik, kampung halaman sangat berharga. Ingatlah selalu pulang ke kampung, pulang ke kampung halaman.

Orang Batak (Toba) menamsilkan kampung halaman sebagai bona ni pinasa, pohon nangka. Ada filosofinya. Tapi untuk gampangnya bisa diringkas dengan frasa "buah nangka tak lupa pohonnya".  

"Pohon nangka" itu jadinya semacam pohon silsilah marga-marga, tarombo parmargaon bagi orang Batak.  Di manapun seorang Batak (Toba) berada, tarombo akan membawanya kembali ke kampung halaman. Dan kalau dirunut terus ke atas, maka pada akhirnya dia akan bertemu dengan semua orang Batak pada lembaga "Si Raja Batak".

Itu hanya cara untuk mengatakan sahat-sahat ni solu sai sahatma hu bontean -- kemanapun perahu berlayar pada akhirnya akan pulang ke dermaga awal.


"Pulang" dalam hal ini  bisa dalam arti fisik. Secara lahiriah pulang ke kampung halaman di Tanah Batak sana.  Lalu berbuat sesuatu kebaikan di sana. 

Tapi "pulang" bisa juga dalam arti psikis. Secara fisik raga di rantau, tapi pikiran pulang kembara ke kampung halaman, memikirkan hal baik yang bisa dilakukan di sana dan membagikannya ke khalayak.

Itulah yang sedang kulakoni dengan menulis tentang Kaldera Toba.  Aku sedang pulang secara psikis, memikirkan kebaikan untuk Kaldera Toba sebagai Bona ni Pinasa, dan membagikan pemikiran itu kepada khalayak. Barangkali saja ada orang Batak di Bona ni Pinasa sana atau di tano parserahan, tanah rantau yang membacanya dan tergerak melakukan kebaikan di sana.

Itu motif atau alasanku untuk menulis tentang Kaldera Toba.

Pelabuhan Tuktuk Ambarita, Samosir (Foto: calderatobageopark.org)
Pelabuhan Tuktuk Ambarita, Samosir (Foto: calderatobageopark.org)

"Batak Dalam" dan "Batak Luar"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun