"What is curious and uses tools? Monkeys. So, SurveyMonkeys is what they came up with." -Zander Curie, CEO SurveyMonkey
Rasa ingin tahu yang kuat. Itulah alasan di balik brand SurveyMonkey, sebuah produk platform survey daring dari Momentive Inc. Itu pesaing Google Form.
Itu pula nilai yang menjadi etos kerja para punggawa perusahaan SurveyMonkey. Ingin tahu. Bukan "ingin tau aja" alias kepo.
Saya kira sifat ingin tahu itu merujuk pada karakter Curious George. Itu karakter monyet yang selalu ingin tahu apa saja dalam serial kartun "Curious George". Dulu, kalau tak salah, pernah tayang di TVRI.
Etos kerja "ingin tahu" itulah ciri inovator, penemu, di jajaran staf perusahaan. Ingin tahu misalnya kepuasan pelanggan atas suatu produk. Misalkan tidak puas, maka perlu inivasi baru, dong. Agar produk memuaskan.
Bagaimana cara memenuhi rasa ingin tahu itu di era I(di)oT ini? Lakukan survey .Cara paling efisien dan efektif, antara lain adalah lewat platform SurveyMonkey.
Itu pulalah yang sedang dilakukan Admin Kompasiana kini. Menyambut ulang tahun ke-14 Kompasiana tahun ini, Admin bikin SurveyMonkey untuk mengungkap tingkat kepuasan kompasianer kepada Kompasiana.
Pertanyaan survey itu gampang, tinggal contreng satu dari beberapa alternatif jawaban. Jawaban apapun yang dicontreng pasti benar. Gampang banget. Coba, deh.
Tapi setelah selesai mengisi form survey itu, pandanganku tiba-tiba tertumbuk pada footer form. Ada tertulis di situ "SurveyMonkey".
 "Bah, siapa yang monyet di sini? Admin atau saya?"
Karena SurveyMonkey adalah tool bagi perusahaan, maka yang menjadi "Curious George" mestinya Admin Kompasiana, dong. Tapi mengapa kok saya yang merasa dianggap seekor "monyet", ya.
Ah, mungkin karena brand "SurveyMonkey" mengasosiasikan "survey (dengan responden) monyet", ya.
Jadinya berlaku motto "From monkey by monkey for monkey"?
By the way, tahu berapa nilai IQ monyet? Kisarannya 65-95. Lalu berapa rata-rata IQ orang Indonesia? Literally, konon 87 which is ....
Hmm. Apa artinya itu? Biarkan kompasianer psikolog menjawabnya untuk kita.
Tak urung, saya teringat guyonan tentang ujian pilihan ganda tahun 1980-an. Katanya, monyet dikasih C***brovit aja bisa lulus ujian macam itu.
Ah, IQ-mu cukup tinggi untuk menangkap moral guyonan itu, bukan? (eFTe)