Logikanya sederhana. Â Semakin sering dan lama rapat, semakin berkurang waktu staf untuk mengerjakan tugas pokok dan menjalankan fungsinya. Â Akibatnya, bisa-bisa target kinerja tak tercapai.Â
Bukan sekali dua kali saya menghabiskan satu hari kerja hanya untuk rapat-rapat divisi dan direksi. Sebagian membahas isu sederhana yang mestinya bisa dibereskan secara one on one atau sirkuler. Risiko dari rapat yang berlebihan seperti itu, pekerjaan inti jadi terbengkalai. Â
Jadi, berhati-hatilah. Frekuensi dan durasi rapat yang terlalu tinggi bisa menjadi bottleneck kinerja perusahaan.Â
Ini sekadar berbagi saja, ya. Mungkin tak berlaku untuk perusahaan lain. Sebab lain pemukiman lain sumurnya, lain perusahaan lain kulturnya. (eFTe)