Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Nasihat untuk Karyawan Tua

14 Mei 2022   06:46 Diperbarui: 14 Mei 2022   10:02 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan tua (Foto: Freepik via geriatri.id)

Itu jika uji coba sukses. Jika gagal, ya, mesti eksplor kemungkinan lain.

Maksud saya begini. Pembelajaran sepanjang proses kerja adalah salah satu pilihan. Ada pilihan lain yaitu menjalani pekerjaan semata sebagai rutinitas fungsional.

Jika pilihan terakhir ini diambil, maka suatu ketika karyawan akan menjadi "onderdil aus". Pensiun, lalu teronggok seterusnya. Mau seperti itu?

Hei, para karyawan tua. Kita memang pensiun pada waktunya. Tapi itu tak berarti kita berhenti bekerja. Jangan sampai begitu.

Izinkan saya berbagi pengalaman seorang teman, mantan karyawan tua, sebut saja namanya Poltak. Sekadar ilustrasi untuk memperjelas kerja sebagai pembelajaran.

Poltak memasuki dunia kerja di perusahaan, tepatnya sebuah perusahaan agribisnis pangan, pada usia menjelang 50 tahun. Sebelumnya dia berkutat dengan rutinitas seorang PNS pengajar Sosiologi.

Poltak tak ingin hidupnya berakhir sebagai pensiunan PNS semata. Itu alasannya, jika kamu tanya mengapa dia beralih kerja ke dunia usaha.

Pertanyaan utama yang harus dijawab Poltak, apa yang harus dilakukan seorang sosiolog di lingkungan perusahaan agribisnis pangan?

Belajar. Ya, betul, belajar. Dan Poltak harus menjadi pembelajar cepat. Mengikuti langgam proses-proses bisnis yang serba cepat.

Berdasar keputusan direksi, Poltak telah menduduki ragam posisi sepanjang masa kerjanya di perusahaan. 

Beginilah dia menjalani pekerjaan di berbagai posisi itu sebagai proses pembelajaran tiada henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun