Saya menelusur  ke belakang artikel-artikel yang telah kutulis di Kompasiana. Saya kaget sendiri. Jujur.  Sembilanpuluh persen dari artikel itu tergolong tulisan yang keluar dari kepala "seekor rubah".  Termasuk artikel ini. Dangkal, untuk tak mengatakan, "Sampah!"
Kalau sembilanpuluh persen artikel yang saya dedahkan ke benak pembaca adalah sampah, lalu apa justifikasi bagi saya untuk tetap bertahan menulis di Kompasiana?
Itu pertanyaan yang mendadak muncul di ujung tulisan ini. Terus terang, saya belum bisa menjawabnya sekarang tanpa risiko harus berbohong. Maaf, saya hanya seorang petani, bukan seorang politisi. (eFTe)
Â
Â