Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Salah Jokowi, Aktivis BEM Tak Bisa Bahasa Indonesia

26 Juli 2021   07:12 Diperbarui: 26 Juli 2021   14:10 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi merujuk film "Avengers: Infinity War" dalam pidato di depan "World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, Rabu (12/9/2018) (Foto: cnbcindonesia.com)

Mahasiswa aktivis BEM di universitas-universitas kita ternyata takbisa berbahasa Indonesia. Itu bukan hoaks. Ada bukti-buktinya.

Bukti 1. BEM Universitas Indonesia (UI) membagikan meme "Jokowi: The King of Lip Service" (dengan gambar Jokowi mengenakan mahkota raja) di medsosnya. Itu kan Bahasa Inggris. BEM UI taktahu padanannya dalam Bahasa Indonesia. Mengapa tak ditulis "Jokowi: Sang Raja Reparasi Bibir", atau "Jokowi: Sang Raja Jasa Bibir", atau "Jokowi: Sang Raja Layanan Bibir"? Mahasiswa kok kalah kreatif sih sama abang "Serpis Lepis"?

Meme Jokowi: The King of Lip Service (Sumber: twitter.com/bemui_official)
Meme Jokowi: The King of Lip Service (Sumber: twitter.com/bemui_official)

Bukti 2. BEM Universitas Udayana (Unud) membagikan meme "(Jokowi) The Guardian of Oligarch" (meniru format poster film dengan tampilan Jokowi sebagai bintang utama) di medsosnya. Mengapa tak ditulis "Jokowi: Sang Pengawal Oligark", atau "Jokowi: Centeng Oligark?"

Meme Jokowi The Guardian of Oligarch di medsos BEM Unud (Foto: akurat.com)
Meme Jokowi The Guardian of Oligarch di medsos BEM Unud (Foto: akurat.com)

Bukti 3.  Baru-baru ini beredar poster ajakan unjukrasa jalanjauh -- diduga dari mahasiswa --  dengan teks seruan "Jokowi End Game" (tipografinya macam judul cerita horor). Mengapa tak ditulis "Jokowi Permainan Berakhir", atau "Jokowi Permainan Selesai"?

Lalu di bawah teks seruan utama itu ada teks penjelas begini:

"Mengundang seluruh elemen masyarakat!! untuk turun kejalan menolak PPKM dan menghancurkan Oligarki istana beserta jajarannya."

Busyet! Untung Daeng Khrisna sedang berada di luar batas sinyal. Kalau sampai dia baca itu, bisa meradang dia dalam tiga artikel kritik bahasa. Mana ada tanda seru di tengah kalimat! Dua pula! (artikel tanda baca) Mana ada kata "kejalan"! Frasa yang benar "ke jalan"! (artikel katadepan). Huruf pertama kata "oligarki" itu huruf kecil kalau bukan kata pertama  dalam kalimat! (artikel huruf kapital)

Ada pula frasa "oligarki istana beserta jajarannya".  Oligarki itu "kelompok kecil penguasa".  Tak pakai jajaran segala.  Jajaran itu menunjuk pada personalia birokrasi.  Oligarki itu bukan birokrasi.  Lalu, apa pula itu "oligarki istana"?  Apakah maksudnya kepala rumahtangga istana (beserta orang-orang kepercayaannya)?  Bukan Jokowi, dong.

Bagian dari poster Jokowi End Game  /Twitter @OniMeniq74./ (Foto: galajabar.pikiran-rakyat.com) 
Bagian dari poster Jokowi End Game  /Twitter @OniMeniq74./ (Foto: galajabar.pikiran-rakyat.com) 

Eh, takbisa Bahasa Indonesia, sudah baikkah kemampuan Bahasa Inggris para aktivis BEM itu? Coba kita ulik satu per satu. Para guru Bahasa Inggris, tolong koreksi kalau saya salah. Saya cuma seorang petani.

Satu, "Jokowi: The King of Lip Service". Tak masalah walau penggunaan kata sandang "The" (Sang) sebenarnya takefisien. Tapi untuk penegasan boleh-boleh saja. Nilai 100 untuk BEM UI.

Dua, "The Guardian of Oligarch". Ini sebenarnya menyontek judul film produksi Marvel, "Guardians of the Galaxy" (2014). BEM Unud berarti takkreatif, plagiat pula.

Soal penggunaan katasandang "The" boleh-boleh saja. Itu penegasan.

Masalahnya ada pada penggunaan kata "oligarch".  Arti kata ini adalah pelaku oligarki, pemerintahan yang memusat pada sekelompok kecil elite penguasa. Kalau frasa tadi diterjemahkan, jadinya adalah "Sang Pengawal Oligark." (oligarch belum punya padanan dalam Bahasa Indonesia).  Nah, jika Jokowi adalah "pengawal" maka siapa "oligark" yang dikawalnya? Tak jelas!

Harusnya BEM Unud menulis "The Guardian of Oligarchy", Sang Pengawal Oligarki. Begitu baru benar. BEM Unud, sudah plagiat, salah pula. Nilai 49 untuk BEM Unud.

Tiga, "Jokowi End Game". Ini juga plagiat judul film Marvel, "Avengers: Endgame" (2019). Arti kata "endgame" (satu kata) adalah "akhir permainan".  Kalau "end game" (dua kata), berarti "permainan berakhir" atau "permainan selesai".

Apakah sama artinya? Beda, kawan. Kata "endgame" menunjuk pada "akhir" dari sebuah permainan (kekuasaan). Sedangkan "end game" menunjuk pada "permainan" yang bernama "berakhir" atau "selesai". Seperti pada "go back sodor game", permainan gobaksodor.

Untuk "mahasiswa" pembuat poster "Jokowi End Game", Anda harusnya menulis "Jokowi: Endgame." Aih, sudah plagiat, tatabahasa salah total pula. Termasuk Bahasa Indonesia pada teks penjelas. Tapi bolehlah diberi nilai 11.

Tapi masalah ketakmampuan aktivis BEM itu berbahasa Indonesia bukan salah mereka atau salah dosen-dosen Bahasa Indonesia mereka. Itu semua karena kesalahan Jokowi.

Lho, kok Jokowi lagi yang disalahkan?

Lha, iyalah. Presiden itu kan panutan. Apa yang dilakukan presiden, ya, ditiru rakyatlah, termasuk aktivis BEM. Sewaktu pidato di depan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi (12/9/2018),  Jokowi telah merujuk film Marvel "Avengers: Infinity War".

Kata Jokowi, perekonomian dunia kini adalah "Infinity War" dan ASEAN harus menjadi "Avengers"  untuk menaklukkan "Tanos", kekuatan ekonomi mahaserakah.

Nah, Jokowi yang memulainya, kan? Aktivis BEM hanya mengikuti presidennya. Jadi, kalau aktivis BEM salah, takbisa Bahasa Indonesia, ya, salahkanlah Jokowi. (eFTe)

 

Poltak Center, Gang Sapi Jakarta, 26 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun