Pertama, ada kompasianer HS, mengaku mahasiswa, yang telah mencuri puisi SDD dan mengklaim itu sebagai karya sendiri.Â
Kedua, ada Admin K yang bertugas mengkurasi karya fiksi yang belum pernah membaca puisi "Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta" karya SDD, padahal puisi itu diterbitkan Gramedia, satu grup bisnis dengan Kompasiana.
Ketiga, Admin K membolehkan karya plagiat tayang di Kompasiana, sehingga bisa disimpulkan Kompasiana kini membolehkan atau mentolerir jarya-karya plagiat.
Sampai saat tulisan ini dibuat, karya puisi plagiat kompasianer HS itu masih "duduk manis" di ruang "Pilihan" Kompasiana.
Bagi saya, untuk kompasianer HS, Admin K, dan Kompasiana, hanya ada tiga kata: "Tidak ada ampun!" (efte)
Catatan:
Kompasianer Wuri Handoko dan Felix Tani sudah melaporkan kasus plagiat ini kepada Admin Kompasiana. Tapi sampai saat artikel ini disusun, belum ada tanggapan dari Admin K.