Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Mudah Menulis Makalah Ilmiah untuk Pemula

13 Juni 2021   16:20 Diperbarui: 15 Juni 2021   18:48 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis makalah ilmiah| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Diarahkan oleh Satu Kerangka Pikir Logis

Analisis dalam makalah ilmiah, ciri kedua tadi, tentu mesti dipandu oleh suatu kerangka pikir logis. Itu bisa berupa teori yang sudah ada dan teruji sebelumnya. Bisa pula berupa pola hubungan antar dua tiga konsep yang dirumuskan sebagai hipotesis pengarah.

Fungsi kerangka pikir itu menjaga agar penulisan makalah terarah. Tidak menyimpang ke sana atau kemari lalu tersesat atau buntu. 

Jika diibaratkan perjalanan dari Jakarta ke Bandung, maka kerangka pikir itu adalah rute perjalanan, tol atau non-tol. Pada rute itu ada penunjuk arah yang mesti dipatuhi, agar tidak tersesat ke Cirebon atau Leuwiliang misalnya.

Contoh. Berdasar pilihan topik dan masalah serta rumusan tujuan makalah tadi, jelas teori atau konsep utamanya adalah konflik sosial. Namun ada berbagai teori konflik sosial. Jadi mesti dipilih satu teori konflik yang dinilai paling relevan sebagai penuntun analisis.

Katakanlah terpilih teori konflik sosial Karl Marx. Itu berarti konflik kelas sosial dalam konteks masyarakat kapitalis, antara kelas majikan (pemodal, pengusaha, manajer) dan kelas pekerja (buruh).

Konflik antara majikan dan pekerja itu menyangkut kepentingan dalam distribusi manfaat. Khususnya isu keadilan dalam distribusi surplus ekonomi atau bisnis kapitalis. 

Intinya, majikan dan pekerja sama-sama menilai perolehan bagian (porsi) surplus masing-masing terlalu kecil. Lalu setiap pihak merasa haknya kurang dan ingin lebih.

Nah, merujuk teori konflik Marx itu, bisalah dibikin suatu kerangka pikir. Berdasar ciri sosialnya, pesepeda kota diposisikan sebagai kelas majikan. Sedangkan pemotor diposisikan sebagai pekerja. 

Antara kedua kelas sosial perkotaan itu, manifes dan laten, terdapat konflik kepentingan. Di tempat kerja ada konflik distribusi surplus usaha: laba (majikan) versus upah (pekerja). Di ruang publik ada konflik distribusi manfaat sarana publik: kekhususan atau keistimewaan (majikan) versus keumuman (pekerja).

Lalu, sebagai pengarah, dirumuskan hipotesis bahwa konflik penggunaan jalan umum antara pesepeda dan pemotor adalah manifestasi konflik sosial di ranah publik antara dua kelas sosial yaitu majikan versus pekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun