Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #050] Sing Sing So di Binanga

3 Mei 2021   16:40 Diperbarui: 3 Mei 2021   21:30 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa; pinterest.com)

Angin munson barat di penghujung tahun 1969 lupa membawa serta hujan Desember ke Hutabolon dan sekitarnya. Atau, mungkin tak lupa. Tapi uap air bawaan angin tersangkut di pepuncakan Bukit Barisan di sebelah timur. Lalu mengembun jadi gemawan di situ.

Alhasil, pagi menjelang siang, udara Hutabolon cerah bermandikan sinar mentari. Pas benar dengan suasana di kelas dua. Cerah ceria menyambut berita gembira dari Guru Barita, "Semua murid kelas dua naik ke kelas tiga!"

"Oi, terik kali pun! Ayo,  kita mandi ke Binanga!" Alogo meneriakkan ajakan. 

Belum tengah hari. Murid-murid SD Hutabolon pulang lebih cepat. Tak ada pelajaran. Hanya pengumuman naik kelas.

"Ayo!" Poltak menerima ajakan. "Jonder, Jojor, Polmer, ayo ikut!" Kedua anak itu mengiyakan.

Kalau Poltak, Alogo, Jonder, Jojor dan Polmer sudah oke, berarti teman-teman mereka, murid-murid lelaki lainnya, pasti terbawa ikut. Binsar dan Bistok terbawa Poltak. Gomgom terbawa Alogo. Adian dan Togu terbawa Jonder. Marolop dan Nalom terbawa Jojor. Saur terbawa Polmer.  

Binanga, sungai dan kampung, terletak di sebelah utara SD Hutabolon. Berada di sebuah lembah, kira-kira tigaratus meter jaraknya.

Bertigabelas orang, murid-murid lelaki itu menyusuri jalan setapak di kemiringan tebing, turun ke sungai. Itu jalan yang lazim dilalui Alogo, Gomgom, Berta, dan Tiur saat pergi-pulang sekolah. Mereka anak-anak Binanga.

"Berta! Jangan kau intip Si Poltak mandi. Pulang sana sama Si Tiur." Alogo menggodai Berta, pariban Si Poltak, setiba di bantaran sungai.

Karena searah jalan pulang, Berta dan Tiur dari tadi mengekor anak-anak lelaki itu.

"Aku tak keberatanlah!" sambar Poltak, disambut riuh derai tawa anak-anak lelaki lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun