Saya mulai uraian dengan memeriksa frasa "masyarakat yang tinggal di Kabupaten Toba Samosir yaitu masyarakat sub-suku Toba Holbung" dalam paragraf di atas. Â Â
Frasa tersebut tidak tepat karena dua alasan.
Pertama, "Toba Holbung" bukanlah nama sub-suku Batak Toba.  Dia menunjuk pada suatu hamparan atau  wilayah lembah di sebelah selatan Danau Toba. Â
Dalam peta modern, atau peta Kabupaten Toba terkini, wilayah itu mencakup daerah-daerah Kecamatan Tampahan di selatan, lalu Balige, Laguboti, Sigumpar, Silaen, Siantar Narumonda sampai Pintupohan Meranti di utara (Lihat Peta 2).
Alur Sungai Asahan di hulu lazim dianggap sebagai batas Uluan dan Toba Holbung. Walaupun tak sepenuhnya akurat.
Di timur Toba Holbung berbatasan dengan wilayah Habinsaran, "negeri matahari terbit". Â Wilayah ini sekarang mekar menjadi tiga Kecamatan yaitu Habinsaran, Borbor dan Nassau. Boleh disebut "Trio Habornas".
Kedua, jika harus menggunakan istilah "sub-suku", maka untuk konteks wilayah Toba  lebih tepat memakai istilah "sub-suku Sumba, Batak Toba".
Penjelasannya begini. Â Merujuk silsilah Batak Toba, "Siraja Batak" sebagai "orang Batak Toba pertama" berputra dua yaitu Tateabulan atau Ilontungan dan Isumbaon. Â
Ilontungon kemudian menurunkan Batak Toba belahan Lontung.  Sementara  Isumbaon menurunkan Batak Toba belahan Sumba.
Jelas, berdasar silsilah itu, jika Batak Toba diterima sebagai suatu suku, maka belahan-belahan Lontung dan Sumba adalah dua sub-suku pembentuknya.
Menurut silsilah yang sama, belahan Sumba seluruhnya adalah keturunan Sorimangaraja, putera Isumbaon. Sorimangaraja beristerikan tiga putri Ilontungon, yaitu Naiambaton, Nairasaon, dan Naisuanon. Â