Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misa di Masa Corona, Serasa Terlempar ke Era Gereja Perdana

30 Maret 2020   20:21 Diperbarui: 31 Maret 2020   09:59 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Altar sederhana untuk Misa Prapaskah Minggu V secara on-line di rumah (Dokpri)

Sejak pukul 07.00 pagi keluarga Poltak sudah mempersiapkan diri selayaknya akan pergi ke gereja.  Altar darurat disiapkan lengkap dengan salib, lilin, dan bunga ala kadarnya.  Laptop disiapkan di depan altar untuk mengakses live streaming Misa dari Gereja Katedral.

Poltak sekeluarga, berempat dengan isteri dan dua anak gadisnya, sudah mandi pagi.  Lalu mengenakan pakaian rumah yang lebih rapi. Sebab ini mau kebaktian Misa.  Harus salin sepantasnya.

Tepat pukul 09.00 WIB Misa Prapaskah Minggu V dimulai secara on-line, live streaming dari altar Gereja Katedral. Tema Misa: “Tuhan sendiri menolong.” 

Misa dipersembahkan secara konselebrasi  oleh selebran Pastor Hadi Rudi Hartoko, SJ dan konselebran Pastor Kristiono Puspo, SJ serta Pastor Edy Mulyono, SJ. Misa ini disiarkan secara nasional lewat TVRI dan LIFE Channel.

Sebenarnya ini Misa on-line yang kedua kalinya untuk keluarga Poltak. Minggu lalu, Minggi IV Prapaskah, sudah diikuti secara on-line juga.  Tapi Poltak masih tetap merasa janggal, tanpa sesama umat di sekitarnya dan pastor pemimpin Misa ada di altar depan.

Namun karena sudah terbiasa juga duduk di luar gereja saat musim padat, dan mengikuti Misa dengan menonton layar CCTV, maka rasa janggal itu sedikit demi sedikit teratasi juga. Ya, hitung-hitung seperti pergi ke gereja tapi tidak kebagian bangku di dalam.

Bacaan Injil pada Misa kali ini adalah perikop tentang  kasih Yesus membangkitkan  Lazarus dari kuburnya.  Dalam perikop ini dikatakan Yesus sudah tahu sebelumnya bahwa Lazarus sakit parah.  Tapi Dia sengaja datang ke rumah Maria dan Martha, dua saudari Lazarus, setelah Lazarus meninggal.

“Tuhan, seandainya Engkau ada di sini ,  saudaraku pasti tidak mati,” ratap Martha.  “Saudaramu akan bangkit,” kata Yesus.  

Yesus pergi ke gua kuburan Lazarus, meminta pintu batu di buka, lalu memerintahkan Lazarus keluar dari dalam kuburnya.  Mujizat terjadi, Lazarus bangkit dari kematiannya lalu keluar dari gua kuburannya.

Dalam kotbahnya, Pastor Rudi mengingatkan agar umat jangan berandai-andai (seperti Martha) terkait wabah pandemi Covid-19.  Wabah Covid-19 sudah terjadi di tengah kita.  

Sikap dan tindakan terbaik kini adalah “bangkit bersama melawan”.   Dengan cara karantina mandiri:  jaga jarak sosial, jaga jarak fisik, dan jaga kebersihan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun