Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kasus Elios dan Malau, Etika "Kapitalisme Batak" dan Wisata Danau Toba

27 Januari 2020   11:31 Diperbarui: 28 Januari 2020   11:58 5338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik keindahan Danau Toba terdapat ketaksiapan kultur wisata Batak (Foto: travelingyuk.com)

Setelah bersitegang dengan pemilik rumah makan, kosumen akhirnya pergi sambil meneriakkan pesan waspada kepada konsumen lain agar tidak tertipu.

Di balik keindahan Danau Toba terdapat ketaksiapan kultur wisata Batak (Foto: travelingyuk.com)
Di balik keindahan Danau Toba terdapat ketaksiapan kultur wisata Batak (Foto: travelingyuk.com)
Ketakwajaran Harga Makanan
Wajarkah tagihan Rp 1.6 juta pada kasus Elios dan Rp 800,000 pada kasus Malau? Dua pendekatan sederhana dapat digunakan secara simultan untuk menjawabnya.

Pertama, perbandingan harga rata-rata per porsi makanan dengan rumah makan khas Batak di Jakarta. Logikanya, harga di Jakarta harusnya lebih mahal karena daging ayam, ikan, daging babi, dan bumbu-bumbu khas Batak secara umum lebih mahal di Jakarta ketimbang di Tanah Batak.

Pada kasus Elios, jumlah konsumen diperkirakan 15 orang, mengingat pesanan nasi 25 porsi (termasuk nasi tambah). Jika benar 15 orang maka tagihan biaya makan per kepala adalah Rp 107,000. Atau sekitar Rp 95,000 per orang jika tagihan bir lemon dikeluarkan.

Sedangkan pada kasus Malau, jumlah konsumen 10 orang, sehingga biaya makan per kepala Rp 80,000. Ini harga untuk menu nasi (temasuk nadi tambah), ayam, dan sop.

Sekarang bandingkan dengan harga satu porsi nasi-ayam, nasi-babi panggang atau nasi-ikan bakar (tombur) di rumah makan Batak di Jakarta. 


Kisarannya adalah Rp 40,000-60,000 per porsi. Sudah termasuk sup dan sayur pahit atau daun ubi tumbuk. Harga seporsi ayam atau daging babi umumnya adalah Rp 25,000-35,000 per porsi.

Kesimpulannya, harga makanan di rumah makan Elios dan Malau jauh lebih mahal dibanding di Jakarta. Walaupun konteksnya libur Natal dan Tahun Baru, harga makanan itu tetap terbilang mahal. 

Sebab jika benar harga per porsi makanan di rumah makan Malau pada hari biasa Rp 40,000, maka kenaikan harga di atas 50 persen saat Natal dan Tahun Baru sudah terbilang "keterlaluan".

Kedua, testimoni konsumen. Menanggapi kasus Elios dan Malau, di media sosial muncul sejumlah konsumen yang menyampaikan testimoni bahwa mereka juga pernah "digebuk" tagihan tinggi, tak wajar, di rumah makan itu. 

Artinya kejadian "tagihan melambung" di dua rumah makan itu sudah kerap terjadi. Hanya saja, kebanyakan konsumen agaknya memilih mendiamkannya, untuk menghindari cekcok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun