Ketimbang menjalankan mitigasi banjir berupa bersih sungai ("normalisasi"), pembangunan sodetan Ciliwung-BKT, dan pemeliharan fungsi waduk, Anies Baswedan lebih suka menuding bendungan Sukamahi dan Ciawi yang belum kelar sebagai biang keladi banjir Jakarta, sambil menjual utopia "Naturalisasi Sungai" sebagai mitigasi banjir paling jitu.
Saya tidak perlu ulangi lagi bahwa "restorasi sungai asli" di Singapura itu bukan "naturalisasi sungai" yang dirancang untuk mitigasi banjir.
Berdasar uraian di atas, saya bisa simpulkan bahwa Anies Baswedan salah paham tentang "naturalisasi sungai". Atau "naturalisasi sungai" itu sendiri adalah sebuah "paham yang salah" jika bicara tentang mitigasi banjir.
Saya minta maaf karena tulisan ini menjadi sangat panjang. Sebab saya harus mempertanggungjawabkan judul tulisan ini dengan menyampaikan data yang valid. Agar tidak dianggap fitnah.
Agar tidak tambah panjang, cukup sekian paparan dan pendapat saya, Felix Tani, petani mardijker, belum pernah jalan-jalan melihat sungai dan bendungan ke Singapura.(*)
Rujukan:
"Clean-up of Singapore River and Kallang Basin"
"Improved flood prevention measures around Orchard Road from this month"
"Kallang River at Bishan Park", (sgPUB's Youtube Channel)
"Kallang River Bishan Park"
"Marina Barrage", (sgPUB's Youtube Channel)
"Marina Barrage: A Singapore Success Story", (sgPUB's Youtube Channel)
"Stamford Diversion Canal and Stamford Detention Tank", (sgPUB's Youtube Channel)
"Time-lapse: Transformation of Bishan Park to River Plains", Brice Li's Youtube Channel.