Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taat Antrian, Akar Sebagian Masalah Bangsa?

11 Desember 2019   18:35 Diperbarui: 11 Desember 2019   18:38 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ekonomi.kompas.com/

Kebanyakan pelayan tidak akan menegur orang ini untuk antri di tempat seharusnya. Modus kedua adalah orang ini akan melihat ada kawannya atau tidak pada posisi antrian di depan. Pada saat ada kawannya maka dia langsung mengajak ngobrol haha hehe sembari pelan-pelan masuk ke dalam antrian baik di depan atau belakang kawannya. Kedua metode ini yang sering orang lakukan dan lumayan memotong panjang jalur antrian.

Masalah bangsa ini kalau dipikir-pikir lagi ternyata karena masyarakatnya tidak taat pada antrian. Coba saja jika orang mau mengantri pada saat membuat SIM, KTP, mengurus perijinan dan lain-lain serta tidak minta untuk diprioritaskan atau didahulukan maka perilaku suap, maraknya calo tidak akan terjadi. 

Jika saja semua orang sadar, untuk menjadi pejabat, direksi BUMN, mereka harus menunggu antrian dan seleksi dari ribuan orang yang mengantri dan pantas untuk mendudukinya, maka saya yakin tidak ada peluang transaksional dengan pemilik kekuasaan yang menyuburkan praktek korupsi. Seandainya semua orang taat dalam antrian lampu lalu lintas, maka macet yang panjang gampang terurai karena orang tidak saling serobot jalur yang pada akhirnya mengunci.

Menjadi taat dalam antrian itu mudah diucapkan namun banyak godaannya saat diterapkan. Saya tidak mememungkiri bahwa dalam beberapa kesempatan gagal untuk tidak tergoda menyerobot antrian. Namun saya tidak akan mencari pembenaran untuk tindakan saya tersebut, karena salah tetap saja salah. 

Budaya antri harus ditanamkan dalam benak dan perilaku anak cucu kita semua sedari kecil. Hal ini akan membuat budaya antri bisa secara inheren melekat pada masyarakat Indonesia sejak mereka masih kecil. 

Budaya antri yag sudah tertanam dengan baik sedari kecil, akan membuat orang malu untuk menyerobot antrian, malu untuk diperlakukan istimewa atau meminta prioritas, dan membuat orang berani menegur ketika ada orang yang melanggar antrian. Jadi jangan sampai kita memberi contoh buruk pada generasi penerus dengan menyerobot antrian.

MRR, Bks-11/12/2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun