Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mahasiswa Pernah Demo Itu Keren

27 September 2019   11:33 Diperbarui: 27 September 2019   12:17 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak kalau kamu besok gede dan harus demo, maka berdirilah di barisan paling depan. Kamu harus pegang mic dan berorasilah. Kalau kamu besok harus masuk penjara karena demo dalam memperjuangkan kepentingan rakyat atau jadi tahanan politik, ayahmu ini akan bangga dan membesukmu. Tapi jangan sekali-kali kamu masuk penjara karena korupsi karena aku tak akan menengokmu," 

Begitu perkataan saya pada Bebe, anak perempuan saya yang berumur tiga tahun lebih beberapa bulan, Selasa malam 24 September 2019. 

Sembari bermain game subway runner di handphone emaknya, dia menoleh dan bertanya "apa sih ayah?". "Itu lho yang lagi demo (mahasiswa) di televisi" jawab saya. "Oohhh...iya ayah" kata Bebe dengan tegas.

Demonstrasi itu adalah ekspresi kekecewaan, sarana penyampaian pendapat tentang sebuah isu yang dianggap krusial oleh para demonstran. 

Ketika perdebatan, sarana penyampaian usulan formal dan kritikan tidak lagi efektif menyuarakan ide-ide dan keberatan akan suatu isu, maka demonstrasi dipandang sebagai alternatif terakhir untuk menyelesaikannya. 

Sebuah demonstrasi pasti minimal mengusung sebuah isu yang dianggap penting dan melibatkan penggalangan massa. Siapa yang mengkaji isu, siapa yang menyiapkan massa, siapa yang jadi agitator, siapa yang jadi orator, siapa yang mengurus perijinan dan keamanan, siapa yang mengurus konsumsi dan pelbagai hal lainnya pasti sudah ditentukan dan diorganisasi oleh orang-orang yang menginisiasi demonstrasi.

Jadi kalau mahasiswa bergerak dan menyerbu senayan untuk menolak pengesahaan RKUHP dan menuntut pencabutan revisi UU KPK maka tidak perlu juga kita nyinyir akan aktivitas mereka. Buat apa pula kita menuduh gerakan demonstrasi pemuda ditunggangi atau ingin menggagalkan pelantikan presiden. 

Juga tidak perlu menganggap mahasiswa tak paham atau bahkan menuduh mereka belum membaca isi undang-undang yang mereka masalahkan. Mahasiswa kan ya tidak bodo-bodo amat untuk membuat kajian ilmiah akan pasal-pasal yang dipersoalkan.

Mahasiswa juga tidak rela kok kalau aksi mereka dimanfaatkan oleh para penghamba kekuasaan. Kemurnian dan kebeningan jiwa mahasiswa yang secara alami mencegah mereka melakukan perselingkuhan dengan para penumpang gelap demonstrasi. 

Saya lebih percaya omongan mahasiswa daripada politisi yang banyak bercokol di Senayan. Kepercayaan saya menjadi berkurang ketika mahasiswa tersebut kemudian bertransformasi menjadi politisi penghuni Gedung DPR.

Mahasiswa selalu menjadi sejarah dengan demonstrasinya. Tahun 1966 demonstrasi mahasiswa besar-besaran (melibatkan pelajar juga) menandai kejatuhan Orde Lama dan beralih ke Orde Baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun