Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lagu Kebangsaan yang Menjaga Nasionalisme Kita

15 Mei 2018   13:26 Diperbarui: 16 Mei 2018   21:16 2501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mari ayah dan bunda dipersilahkan berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya."

Demikian ajakan dari pembawa acara kepada orang tua/wali murid yang hadir. Kebetulan Sabtu kemarin saya dan istri menghadiri acara wisuda di sekolah SD anak kami dan si sulung bersama teman-teman sekelasnya tampil menari sebagai pengisi acara tersebut.

Mengikuti gerakan tangan sang dirigen, maka bernyanyilah kami semua yang hadir di acara tersebut, menyanyi lagu kebangsaan dengan semangat dan suka hati.

Ngomong-ngomong tentang lagu kebangsaan saya jadi teringat kejadian 7 tahun silam. Pada tahun 2011 perusahaan saya mengadakan acara seremoni penandatanganan perjanjian sewa lahan dengan salah satu operator jalan tol di daerah Banten.

Saat itu kebetulan saya sebagai penanggungjawab kegiatan, sehingga perencanaan dari A-Z, dari pemilihan lokasi acara, undangan, menu makan, pembawa acara, maupun susunan acaranya menjadi tanggung jawab saya dan tim kerja.

Mumpung pengin makan enak dan agak bergengsi dikit maka acara kami atur sedemikian rupa untuk diselenggarakan di sebuah hotel bintang 5 yang terletak di daerah SCBD Jakarta.

Nah selanjutnya mengenai susunan acara, karena acara ini formal maka mengikuti acara-acara formal pada umumnya, hanya tambahannya sebelum acara sambutan dimulai maka ada acara menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan di akhir acara ditutup dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.

Sudah menjadi standar dalam acara-acara yang saya handle lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri harus berkumandang, sebagai pengingat bahwa kita hidup di Indonesia dan harus berbakti pada Indonesia pula.

Untuk acara penandatanganan ini semuanya petugas dari penerima tamu, pembawa acara, dirigen dan lainnya adalah dari tim proyek kami, tidak perlu EO dari luar. Perusahaan saya diwakili oleh Direktur Teknik sementara perusahaan operator jalan tol diwakili oleh Direktur Utamanya, seorang wanita.

Ada kejadian menarik saat para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya (kami tidak memakai musik dan slide yang menunjukkan lirik lagu), di mana saat itu saya berdiri di belakang sembari melihat dan mengatur jalannya acara. 

Kurang satu
Saat lirik "Indonesia Raya, merdeka merdeka, tanahku negriku yang kucinta. Indonesia raya, merdeka merdeka, hiduplah Indonesia Raya ...." selesai dinyanyikan, seluruh hadirin diam dan terpana beberapa saat termasuk sang dirigen.

Wah ada yang gak beres nih, pikir saya dalam hati. Sejurus kemudian pembawa acara mempersilahkan hadirin untuk duduk kembali. Setelah itu acara berlanjut dengan sambutan-sambutan disusul dengan acara inti yaitu penandatanganan perjanjian dan ditutup dengan bergaungnya lagu Bagimu Negeri.

Selesai acara langsung saya dekati si dirigen sambil berkata, "Kayaknya ada yang kurang deh, apa ya?"

Sambil tersenyum sang dirigen membalas, "Iya Pak, tadi nyanyi lagu Indonesia Raya-nya kurang satu bait he he he"

"Lho kok gak kamu lanjutkan saat kurang?" balas saya.

"Lha saya lihat pak Direktur dan Bu Direktur Utama juga diam saja jadi saya ragu-ragu mau melanjutkan, Pak," jawabnya dengan lugas.

"Ha-ha ha ya sudah lah kalau semua orang tidak merasa ada yang kurang, toh acara berjalan dengan lancar dan telah selesai serta tidak ada yang mempermasalahkannya," kata saya pada sang dirigen. 

Saya menyadari mungkin hal ini karena penampilan perdana sang dirigen dalam acara resmi perusahaan, sehingga ya dimaklumi saja, lagian hari itu dapat dirigen gratisan dan berani tampil tidak mudah.

Sikap menyanyikan lagu kebangsaan
Delapan tahun kemudian dalam suatu acara pembukaan Rakernas suatu Serikat Pekerja kebetulan saya berdiri tepat bersebelahan dengan si Direktur Teknik dalam cerita di atas.

Kini beliau sudah menjadi Direktur Utama suatu BUMN terkemuka. Saat pembawa acara meminta seluruh undangan dan peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya maka bernyanyilah kami dengan suara keras dan lantang sambil melihat layar yang berisi lirik lagunya. 

Tiba-tiba tangan Dirut menyenggol tangan saya dan membuat saya kaget. Oppps, segera saya menyadari kalau telah salah melantunkan lirik, sudah keras salah pula. Hari ini si Dirut sudah lebih mahir menyanyikan lagu Indonesia Raya daripada 8 tahun lalu dan lebih hapal pula daripada saya.

Mengapa saya senang menyanyikan lagu Indonesia Raya dan selalu memasukkan menu acara ini dalam setiap acara yang saya handle karena dua alasan utama yaitu tentang rasa dan nasionalisme.

Adakah di antara kita yang bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan loyo, sedih, dan tanpa energi? Saya yakin semua warga negara Indonesia akan dengan khidmat dan suara lantang menyanyikan lagu Indonesia Raya. 

Ada energi positif dan semangat luar biasa saat kita menyanyikannya. Energi dan semangat inilah yang membentuk nasionalisme dalam nyanyian Indonesia Raya. Semangat yang harus ada pada semua insan penerus kemerdekaan, yang menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap tegak berdiri dalam kebhinnekaan.

Coba perhatikan ketika lagu Indonesia Raya berkumandang bersanding dengan naiknya bendera merah putih saat atlet-atlet Indonesia memenangkan kejuaraan apapun di level internasional, Asia, maupun ASEAN.

Para atlit Indonesia yang berada di podium juara dengan sikap sempurna dan khidmat, tanpa tertawa dan lambaian tangan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan lantang terkadang sambil hormat pada bendera merah putih yang naik seiring dinyanyikannya lagu kebangsaan tersebut.

Bandingkan dengan misalnya mohon maaf atlit Moto GP seperti Valentino Rossi, Marc Marques, Jorge Lorenzo dan lainnya. Saat mereka memenangkan seri moto GP dan berada di podium juara, saat bersamaan dilantunkan lagu kebangsaan pemenang lomba beserta penaikan bendera negaranya, coba lihat gesture dan sikap tubuhnya.

Para atlit pemenang yang kebanyakan dari benua Eropa ini jarang yang ikut menyanyikan lagu kebangsaannya dari awal sampai akhir, pun kadang selama lagu kebangsaan berkumandang tak jarang mereka tertawa-tawa sambil melambaikan tangan ke arah penonton. 

Hal yang sangat jauh berbeda dengan kekhidmatan para atlit Indonesia dengan lagu Indonesia Raya-nya. Kalau tidak percaya silahkan mulai besok amati perilaku para pembalap Moto GP saat berada di podium juara dan lagu kebangsaannya berkumandang.

Berbicara kekuatan lagu Indonesia Raya, lihatlah saat timnas sepak bola Indonesia bertanding melawan timnas negara lain di Stadion Gelora Bung Karno.

Sesaat sebelum acara berlangsung, biasanya akan dinyanyikan lagu kebangsaan kedua negara. Saat lagu Indonesia Raya berkumandang, semua suporter Timnas Indonesia akan berdiri dan secara lantang bersama-sama melantunkan lagu kebangsaan tersebut. 

Suasananya sangat heroik, dan merinding dibuatnya. Baik Anda suporter Persija, Persib, Persebaya, atau Arema yang secara tradisi selalu berantem dalam Liga Indonesia, namun ketika bernyanyi Indonesia Raya dan mendukung Timnas Indonesia pasti akan bersatu mendukung Timnas Indonesia dan tanpa henti bersama-sama menyemangatinya.

Indonesia Raya melantunkan napas nasionalisme. Napas yang menjadi pemersatu dan mengesampingkan perbedaan untuk tidak dimunculkan sebagai bibit-bibit perpecahan dan permusuhan.

Oleh karenanya dalam situasi saat ini, Indonesia Raya butuh dihayati oleh segenap komponen bangsa, untuk bersama-sama digaungkan di langit Indonesia.

Jangan sampai Indonesia Raya hilang dan tak pernah berkumandang di sekolah-sekolah, kampus-kampus, pesantren, instansi pemerintah, BUMN, dan sejengkal tanah pun di Indonesia.

MRR, Cbn-15/05/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun