Ikatan Kimia: Kekuatan Tak Terlihat Membentuk Dunia
Oleh: Benny Junaidy
Setiap benda di sekitar kita (air yang kita minum, garam di dapur, bahkan udara yang kita hirup) tersusun dari atom-atom kecil yang saling terikat. Tapi pernahkah kita berpikir, bagaimana atom-atom itu "bersatu"? Di sinilah peran ikatan kimia menjadi sangat penting. Pada pertemuan keempat dalam pelajaran kimia, saya mulai menyelami konsep ini lebih dalam, dan ternyata, pemahaman tentang ikatan kimia bukan hanya tentang menghafal jenis-jenisnya. Ini adalah kunci untuk memahami dunia secara ilmiah.
Â
Pembelajaran dimulai dengan simbol Lewis, yang menggambarkan elektron valensi sebagai titik-titik di sekitar lambang atom. Ini bukan sekadar gambar, tapi jendela untuk memahami bagaimana atom membentuk ikatan—baik dengan saling menyerahkan, menerima, atau berbagi elektron. Visualisasi ini membuat saya lebih mudah memahami perbedaan antara ikatan ionik dan kovalen, yang selama ini tampak abstrak.
Saya kemudian diperkenalkan pada keelektronegatifan, yaitu kemampuan atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan. Nilai ini penting, karena selisihnya antara dua atom menentukan jenis ikatan yang terbentuk. Jika perbedaannya besar, ikatan menjadi ionik; jika kecil, maka kovalen polar; dan jika sama, muncullah ikatan kovalen non-polar. Konsep ini menjelaskan mengapa air bisa menghantarkan listrik lebih baik daripada minyak, atau mengapa garam mudah larut di air.Â
Saya juga mulai memahami bahwa ikatan memiliki karakteristik fisik—seperti panjang ikatan, orde ikatan, dan energi ikatan. Misalnya, ikatan tunggal (orde 1) memiliki panjang yang lebih besar dan energi lebih rendah dibanding ikatan rangkap tiga (orde 3), yang lebih pendek dan kuat. Ini menjelaskan mengapa beberapa senyawa mudah bereaksi, sementara yang lain sangat stabil.Â
Materi kemudian dibagi menjadi dua kelompok besar: ikatan kimia primer dan sekunder.
Ikatan primer (seperti ionik, kovalen, dan logam) terjadi antar atom dalam molekul. Ini adalah ikatan yang membentuk struktur dasar zat.
Ikatan sekunder, seperti gaya Van der Waals dan ikatan hidrogen, terjadi antar molekul. Meskipun lebih lemah, mereka sangat berpengaruh terhadap sifat fisis zat, seperti titik didih dan kelarutan.