Mohon tunggu...
Dion Dion
Dion Dion Mohon Tunggu... -

Entrepreneur, Penulis, Youtuber, Drummer, Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seri 01: Saya Ingin Menjadi Jokowi

28 Maret 2016   22:54 Diperbarui: 3 April 2016   02:53 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jokowi"][/caption]Referensi Buku „The 48 Laws of Power“ -  Robert Greene

http://mrdiondion.com/

Jokowi adalah seorang yang handal dalam hal Power (karena itu dia bisa menjadi presiden Indonesia). Dia tahu betul apa yang dia lakukan, setiap geraknya sudah terhitung dan terlatih sejak lama. Saya yakin Jokowi lahir sebagai manusia biasa seperti kita namun kebiasaannya yang dia bangun selama bertahun-tahun memampukannya mengemban tanggung jawab yang besar. Bahkan ketika kita tidak ingin menjadi presiden, belajar dari kekuatannya dan kelebihannya akan membuat hidup kita menjadi lebih baik.

Saya akan menarik beberapa poin dari buku „The 48 Laws of Power“ oleh Robert Greene salah satu buku terbaik yang pernah saya baca. Dari buku ini terlihat jelas bagaimana setiap tokoh besar memiliki sifat yang sama dalam hal menguasai kekuatan. Meskipun menurut saya ada beberapa poin yang kontradiktif, mengambil beberapa poin untuk satu tokoh tertentu akan memberikan gambaran yang sangat jelas dan menarik untuk dicermati.

Hukum 1 - Jangan Pernah Terlihat Lebih Cemerlang daripada Master Anda

Berapa banyak orang menganggap bahwa Jokowi adalah boneka Megawati? Meskipun Jokowi didukung dan disukai banyak rakyat dia paham betul posisinya. Dia benar-benar menempatkan Megawati sebagai orang yang lebih ahli, seorang yang lebih berpengalaman, tokoh yang disegani, seorang panutan, saksi hidup dari presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Menunjukan diri sejajar dengan Megawati atau bahkan lebih hebat daripada Megawati hanya karena jokowi memiliki „rakyat“ akan membuat posisi Jokowi tertekan dan mengancam keinginannya untuk menjadi presiden. Jokowi tahu betul apa yang dia mau dan dia tahu betul apa yang harus dia lakukan.


Dia paham bahwa dengan bersikap lebih hebat daripada Megawati hanya akan memunculkan ketakutan dan rasa tidak aman pada diri Megawati. Adalah hal yang manusiawi untuk merasa tidak aman dengan orang yang menonjolkan dirinya lebih baik, tak terkecuali pada diri seorang Megawati yang pengaruhnya tidak perku dipertanyakan lagi.

Beberapa hal yang perlu di ingat :

  • Kita bisa tanpa sadar terlihat melebihi master kita. Rencanakan betul apa yang ingin kita lakukan.
  • Jangan pernah berfikir, hanya karena sang master menyukai kita, kita bisa melakukan apapun yang kita mau.
  • Jangan pernah merasa posisi kita aman.
  • Kita tidak bisa memikirkan semua orang, tapi kita bisa memilih dengan cermat untuk kejam pada sebagian orang yang tidak layak mendapat perhatian kita.

Jadi hal pertama yang harus diingat untuk mencapai kekuasaan, jangan pernah terlihat lebih hebat daripada master anda.

Hukum 3 : Sembunyikan Intensi atau Keinginan Anda

Apa jawaban jokowi beberapa bulan sebelum pencalonannya menjadi presiden ketika ditanya apakan dia akan maju? - „Saya ndka mikir“ - Titik. Tidak lebih tidak kurang. Hal ini sangat powerful karena menempatkan lawan politiknya pada posisi tanpa ancaman sampai waktunya ditentukan.

Salah satu cara untuk menyembunyikan intensi kita akan suatu hal yang membutuhkan waktu dan kesabaran adalah dengan menggunakan umpan atau objek lain untuk menutup intensi yang sebenarnya.

Setelah Jokowi mengatakan „saya ndak mikir“ apa kalimat selanjutnya yang dia katakan?

„Saya mau fokus mengurus jakarta saja, saya gubernur jakarta“.  Ini benar dan tidak salah. Kunci dalam menutupi intensi adalah, jangan berbohong biarlah umpan terbesar dari intensi kita bukan sebuah kebohongan tapi kelihaiaan. Dalam hal ini Jokowi benar-benar mengurus jakarta dan tidak berbohong.

Sangat natural untuk menjadi jujur sepenuhnya seperti buku yang terbuka, tapi jika kita ingin menguasai Power cobalah untuk mengesampingkan kejujuran, dan latih diri sendiri dengan seni menyembunyikan intensi. Cobalah untuk menutupinya bukan dengan menghindar tapi dengan mengatakan keinginan kita tapi bukan keinginan yang sesungguhnya.

Hukum 4 : Selalu Katakan Sesuatu Lebih Sedikit Daripada yang Dibutuhkan

Kita paham betul kalau Jokowi sangat lihai memilih kata-kata. Bukan hanya memilih apa yang ingin dikatakan, tapi juga lihai untuk tidak mengatakan apa yang tidak perlu dikatakan.

Ketika ditanya apakah ia ingin menjadi presiden dia memilih tidak mengatakan keinginannya. Apa respon jokowi ketika persidangan Setya Novanto di MKD? Dia tidak mengatakan apa-apa malah mengundang pelawak ke istana yang memberikan simbol bahwa apa yang DPR lakukan adalah sebuat lawakan. Ketika SBY mantan presiden RI banyak mengomentari kebijakan Jokowi di twitter apa yang dilakukan Jokowi? Apa dia mengomentari balik? Tidak, dia blusukan ke proyek wisma atlet hambalang yang secara tidak langsung menyindir SBY.

Jokowi tahu betul posisi dan kekuatannya. Dia tidak pernah beebicara tentang tujuannya melebihi apa yang dibutuhkan. Dia menahan mulutnya untuk merespon hal-hal yang tidak perlu di respon dengan mulut. Kadang jika dia tidak bisa menanggapi satu pertanyaan dia hanya tersenyum atau tertawa. Dia paham betul dengan kekuatan perkataan.

Power dari banyak sisi adalah permainan penampilan, dan ketika kita mengatakan sesuatu lebih sedikit daripada yang dibutuhkan, kita akan terlihat lebih baik dan lebih kuat daripada sebenarnya. Diam akan membuat orang lain tidak nyaman. Manusia adalah mesin yang ingin meninterpretasikan dan mengerti sesuatu, mereka perlu tahu apa yang kita pikirkan. Ketika kita dengan cermat mengontrol apa yang ingin kita tunjukan, mereka tidak bisa memastikan intensi dan arti tindakan kita.

Hukum 7 : Biarkan Orang Lain Mengerjakan Pekerjaan Untuk Anda, Tapi Selalu Ambil Penghargaannya

Apa yang Ahok kerjakan untuk Jokowi adalah hal yang sangat Jokowi butuhkan. Bukan hanya Ahok bisa menjadi orang yang menanggung semua „konsekuensi“ yang harus di terima untuk membersihkan Jakarta Ahok juga melakukan tugasnya dengan sangat baik. Ahok menjadi juru bicara Jokowi, Ahok yang menjadi tameng ketika keputusan yang dilakukan sedikit menyakitkan. Tapi siapa yang pada akhirnya di puji? Siapa yang pada akhirnya „layak“ menjadi presiden? Jokowi.

Itu kenapa meskipun sifat Jokowi dan Ahok yang sangat bertolak belakang, kebijaksanaan Jokowi mampu menggunakan orang lain bahkan mereka yang berbeda untuk mendukung dirinya mendapatkan apa yang dia inginkan.

Gunakanlah kebijaksanaan, pengetahuan, dan kerja keras orang lain untuk kelanjutan tujuan kita. Bukan hanya itu akan menghemat waktu dan energi kita, itu juga akan memberikan aura yang sangat besar akan efisiensi dan kelugasan. Pada akhirnya yang menolong anda akan dilupakan dan anda akan di ingat. Jangan pernah lakukan apapun yang orang lain bisa lakukan untuk anda.

Hukum 43 : Bekerjalah Untuk Setiap Hati dan Pikiran Orang Lain (Rakyat)
Jokowi tahu betul ada dimana sebenarnya kekuasaan tertinggi dan dia berhasil merangkulnya untuk memberikan dia tanggung jawab atas kekuasaan tertinggi yaitu rakyat. Gayanya untuk blusukan menggambarkan dirinya tidak terpisah dari rakyat karena rakyatlah yang akan memuluskan jalannya mendapatkan power yang dia inginkan.

Jokowi lahir sebagai rakyat biasa. Dia pernah tinggal di pinggir sungai semasa kecil. Dia juga pernah jadi pengusaha kaya. Dia tahu betul perasaan rakyat kebanyakan di Indonesia dari bawah, menengah hingga atas. Ini memberikan Jokowi kemampuan untuk memahami banyak perasaan orang yang akhirnya memberikan keuntungan untuk dirinya meraih apa yang dia inginkan.

Paksaan hanya akan membuat reaksi yang akhirnya melawan kita. Kita harus meyakinkan dan menggoda orang lain untuk berjalan searah sesuai dengan apa yang kita inginkan. Orang yang kita yakinkan akan menjadi pengikut yang sangat loyal. Dan cara untuk meyakinkan orang lain adalah dengan menyentuh psikologis pribadinya dan kelemahannya. Menghaluskan hubungan dengan bersatu pada emosi mereka. Bermain-main dengan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka takut, mengabaikan hati dan pikiran mereka maka mereka akan tumbuh membenci anda.

Beberapa Hukum Lain

Masih ada beberapa hukum lain di dalam buku Robert Greene yang berkorelasi dengan sifat Jokowi. Diantaranya :

  • Hukum 9 : Menang Dengan Aksi bukan Argumen
  • Hukum 12 : Gunakan Kejujuran yang Selektrif dan Kemurahan Hati untuk Melemahkan Musuh
  • Hukum 16 : Gunakan Ketidakhadiran untuk Meningkatkan Respek dan Hormat
  • Hukum 26 : Jaga Tangan Anda Bersih
  • Hukum 30 : Buatlah Pencapaiaan Anda Terlihat Tanpa Beban
  • Hukum 39 : Tenang dan Jangan Tunjukan Emosi
  • Hukum 47 : Jangan Bertindak Melebihi Tujuan Anda

Pada akhirnya menguasain Power adalah hal yang esensial. Ini sama halnya dengan semua hal di dunia yang bisa dipakai untuk kebaikan atau kejahatan. Semuanya relativ sesuai dengan tujuan kita. Kita bisa belajar untuk menjadi manusia yang lebih terkontrol dan memiliki kekuatan atas apa yang kita putuskan.

Tulisan Terdahulu di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun