Mohon tunggu...
Abhie Macap
Abhie Macap Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis,Editor

Pecinta fiksi dan fakta

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengejarmu dan Merayu Takdir

3 Juli 2022   21:06 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada hakekatnya ada kebingungan yang tak menentu, mau seperti apa aku agar bisa dekat denganmu. Jadi angin? Percuma, tak bisa kamu lihat. Jadi air? Percuma, tak bisa kamu genggam. Menjadi sosok nyata cukup membatasiku untuk mencintaimu. 

Dan kini aku hanya bisa diam ditemani secangkir kopi, sebatang rokok dan berusaha memendam rindu di malam ini. Meski ada yang murung di relung hati, namun aku tumpahkan semuai itu lewat syair untukmu.

Ada satu hal yang harus kau ketahu Nona, "Aku masih disini, merawat rindu di sudut kota yang sunyi ini, suka duka yang kita jalani hari-hari kemarin, masih menjadi topik terhangat dalam bincangku dengan sunyi. 

"Duhai Takdir, Engkau telah mengetahu batasanku, Engkau juga tahu akan ketulusan hati ini, jangan biarkan kami terhukum atas cinta kami. Bawalah kami dalam bahtera yang Kau Kehendaki".


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun