Ibu
Tanpa meninggalkanmu, ayah
Ini adalah waktu memperingatimu, Emak kita
yang selaksa susah melahirkan kita
yang bertarung nyawa demi anaknya melihat dunia
yang tak pernah mengeluh susah dalam derita
Ibu
Entah ada entah tiada di sampingmu, ayah
Ini adalah saat kita memandang tegar kepada kekar
perjuangan dan penderitaanmu, ibu
tak kan pernah pudar
suka duka adalah hidupmu untuk kami anak-anakmu
suka duka adalah penjaramu karena ayah beristeri dua tiga empat atau entah berapa
suka duka adalah tangismu ketika ayah berubah buaya menelan apa saja di hadapannya
suka duka adalah beban berat yang menindih hidupmu sepanjang masa yang tiada juga ujungnya
Ibu
bisakah aku ucapkan selamat untukmu
bisakah aku ucapkan selamat untuk hari jadimu
meski hanya di bibir anak-anakmu dan anak-anak bangsamu
meski hanya pura-pura karena ayah berdusta padamu
jika Ibu masih dan bertahan ada, pagutlah anak-anakmu
sehatlah senantiasa, di  sini dalam hangatnya dekap kami
jika Ibu sudah tak tahan dan sudah tiada semoga lapang tempatmu di sana
semoga lempeng jalanmu ke sana
jika ayah membuat susah, kami ada di sebelahmu senantiasa
semoga ibu tenang anak-anakmu akan terus berdoa dalam rintihan asa.
Pbr-Tbt: 1982-1987
*Dari buku 'Maafkan Aku Tersesat'