Mohon tunggu...
M Ramadhan Saputra
M Ramadhan Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengukuran Kebisingan Menggunakan Sound Level Meter

14 Juli 2023   01:32 Diperbarui: 14 Juli 2023   01:44 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

MENGUKUR KEBISINGAN MENGGUNAKAN SOUND LEVEL METER

MUHAMMAD RAMADHAN SAPUTRA

Mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
Email : ramadhanspt03@gmail.com
 
ABSTRAK
Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki oleh indera pendengaran manusia. Kebisingan adalah suara yang mempunyai multi frekuensi mulai dari frekuensi tinggi dan rendah dan beberapa amplitudo dan biasanya terjadi pada frekuensi tinggi. Kebisingan dibagi menjadi tiga jenis yaitu kebisingan intermitten, kebisingan terus-menerus,dan kebisingan impact. 

Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan pekerja mempengaruhi indera pendengaran maupun bukan pendengaran. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran,gangguan fisiologis,gangguan mental,gangguan komunikasi,dan gangguan keseimbangan. Untuk mengukur kebisingan tersebut dapat diukur menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter. Saat menggunakan alat sound level meter harus melalui kalibrasi terlebih dahulu sehingga alat tersebut dapat mengukur kebisingan dengan efisien.

Kata kunci : kebisingan,pendengaran,gangguan,sound level meter,kalibrasi

ABSTRACT


Noise is sound that is unwanted by human hearing. Noise is sound that has multiple frequencies ranging from high and low frequencies and several amplitudes and usually occurs at high frequencies. Noise is divided into three types, namely intermittent noise, continuous noise, and impact noise. The effect of noise on the health of workers affects the sense of hearing and non-hearing. Noise can cause hearing loss, physiological disorder, mental disorder, communication disorder, and balance disorder. To measure the noise can be measured using a tool called Sound Level Meter. When using a sound level meter, you must calibrate it first so that the tool can measure noise efficiently.

Keywords: noise, hearing, interference, sound level meter, calibration

 
 
PENDAHULUAN
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki oleh pendengaran manusia,kebisingan adalah suara yang mempunyai multi frekuensi mulai dari frekuensi tinggi dan rendah serta multi amplitudo dan biasanya terjadi pada frekuensi tinggi. Menurut Kep. MNLH/11/1996, kebisingan didefinisikan sebagai kebisingan yang tidak dikehendaki dan merupakan kegiatan alam dan buatan manusia. Dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja yaitu gangguan pada indera pendengaran maupun bukan pendengaran. 

Gangguan pada indera pendengaran dapat menyebabkan ketulian progresif. Biasanya gangguan awal pada pendengaran bersifat sementara dan pemulihannya terjadi secara cepat ketika kebisingan didaerah tersebut berhenti. Namun, jika pekerja terus-menerus berada didaerah yang selalu bising, dapat menyebabkan ketulian permanen dan tidak dapat kembali normal. 

Lalu, pada indera bukan pendengaran dapat menyebabkan gangguan fisiologis, gangguan mental, gangguan komunikasi, dan gangguan keseimbangan (Yulianto, 2013). WHO (World Health Organization) telah menetapkan 3 tingkat kebisingan berdasarkan dB yaitu , dalam pada kondisi aman berkisar 0-75 dB,  pada ambang batas bahaya berkisar 75-85 dB, dan pada kondisi bahaya berkisar diatas dari 85 dB . Menurut Wahyu (2003) . Adapun, kebisingan dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu :

1. Kebisingan terputus-putus (intermitten noise)
Yaitu kebisingan yang dimana suara yang dihasilkan mengeras tetapi perlahan-lahan secara meluruh, misalnya suara mobil, motor, pesawat terbang
2. Kebisingan berlanjut(Steady state noise)
Yaitu kebisingan yang suara berlanjut dan intensitasnya tidak melebihi 6Db, misalnya bunyi kipas angin,darur pijar,katub gas,dsb.
3. Kebisingan impact(impact noise)
Yaitu kebisingan yang untuk mencapai puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 detik dan penurunannya dalam waktu kurang dari 500 detik. Contohnya yaitu suara pukulan palu,suara senapan,dan suara bom.
    Berdasarkan Kepmen LH No. 48/96 , batas tingkat kebisingan yang menimbulkan gangguan pendengaran dibagi menjadi 2, yaitu terhadap lingkungan dalam waktu 24 jam yang biasa disebut dengan Baku Mutu Lingkungan dan untuk tempat kerja dengan waktu 8 jam kerja atau Nilai Ambang Batas (NAB)

Efek kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) :

  Secara fisiologis, tingkat kebisingan di bawah NAB tidak menyebabkan kerusakan pada pendengaran, tetapi dapat menjadi salah satu penyebab stres dan gangguan jiwa pada manusia. Stres yang disebabkan oleh kebisingan dibawah NAB , antara lain :Stres yang menyebabkan masalah emosional ,sakit kepala, gangguan tidur, mual dan sesak nafas.

1. Gangguan reaksi psikomotorik.
2. Sulit berkonsentrasi untuk berbicara kepada orang lain.
3. Menurunnya efisiensi kerja yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja
Kebisingan yang sering kita dan para pekerja dengar perlu dikendalikan agar kebisingan tersebut tidak merusak pendengaran. Menurut Pramudianto yang dikutip oleh Babba (2007),pengendalian terhadap kebisingan pada tempat kerja, yaitu :

1. Kontrol secara teknis
Pengecekan ini dapat dilakukan pada sumber suara, media yang dilalui kebisingan dan jarak sumber suara terhadap pekerja. Pengecekan bising adalah pengendalian yang efektif dan dilakukan pada sumber bising tertinggi. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain : mendesain ulang peralatan untuk mengurangi kecepatan bagian yang bergerak , menambahkan peredam pada inlet atau outlet suatu buangan, dan mengganti peralatan yang telah rusak dengan peralatan yang baru dan desain peralatan yang lebih baik. 

Untuk melakukan perbaikan serta perawatan yaitu mengganti bagian yang bising dan melumasi bagian yang bergerak. Isolasi peralatan dengan menjauhkan sumber kebisingan dari pekerja ,lalu membuat penghalang untuk melindungi alat. Redam sumber kebisingan dengan memberi ganjalan karet untuk mengurangi getaran peralatan berbahan logam,memasang sekat menggunakan bahan yang dapat menyerap suara pada ruang kerja/ruangan yang menjadi sumber bising.

2. Kontrol secara administratif
Pengendalian ini mengatur rotasi kerja pada pekerja yang terpapar kebisingan dengan intensitas tinggi ke intensitas yang lebih rendah

3. Penggunaan alat pelindung telinga
Pengendalian ini dilakukan saat memilih jenis peralatan yang tepat untuk tingkat kebisingan tertentu, serta kelayakan dan cara merawat peralatan.

Terutama dalam memecahkan masalah yang terjadi saat ini,teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari bagi manusia. Komponen diproduksi secara berbeda sesuai dengan nilai efisiensi,fungsi,penggunaan dan nilai fisik. Dengan berkembangnya teknologi, dimungkinkan terciptanya alat yang mampu mengoptimalkan waktu pekerjaan, serta menjaga dan meningkatkan kesehatan pendengaran. Seiring kemajuan teknologi maka diciptakanlah alat untuk mengetahui seberapa besar kebisingan didalam suatu ruangan,kebisingan tersebut dapat diukur menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter.

     Gambar 1. Sound Level Meter

Alat ini biasa digunakan dibanyak industri otomotif, pesawat terbang, dan industri alat-alat berat. Sound level meter dapat mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan oleh benda-benda tertentu. Berhubungan dengan penggunaan alat ukur, seringkali terjadinya pengukuran yang tak efektif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya, pembacaan hasil yang masih salah dan alat tidak bekerja dengan baik. Masalah seperti tidak efisien saat pengukuran dapat diatasi dengan melakukan mengkalibrasi ulang alat. 

Proses ini sangat penting untuk memastikan keakuratan hasil yang dihasilkan pada saat melakukan pengukuran kebisingan. Kalibrasi menentukan hubungan antara hasil yang ditunjukkan oleh alat atau yang diwakili oleh benda yang diukur dengan hasil yang telah diketahui yang diukur pada kondisi tertentu. Tujuan mengkalibrasi alat tersebut adalah mendapatkan keefektifan pada saat pengukuran. 

Hasil pengukuran dapat diukur ke tingkat yang lebih tinggi/presisi, melalui rangkaian perhitungan yang tak terputus. Dengan melakukan kalibrasi,dapat mengetahui selisih perbandingan penyimpangan antara hasil yang benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur. Kalibrasi yang ideal menunjukkan nilai 90 persen atau lebih. perangkat kalibrasi dimasukkan ke dalam mikrofon. Lalu,perangkat kemudian mengkalibrasi ke 114 dB.

METODE PENELITIAN

Metode Analisis

Penelitian ini dilakukan tergantung jenis-jenis kebisingannya dan menggunakan alat sound level meter untuk mengukurnya dan setiap masing-masing tempat dilakukan pengukuran selama 1-2 menit lalu melakukan percobaan sebanyak 6 kali. Lokasi penelitian dilakukan pada 6 titik di Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya yaitu pada bagian dalam lab TPL,bagian luar lab TPL,pada ruangan boiling,dilapangan parkiran motor,pada blower AC,dan pada lab pilot plant.

ALAT YANG DIGUNAKAN

1.  Sound Level Meter (SLM)

2. Stopwatch

Mengukur Kebisingan

1. Mengaktifkan alat sound level meter yang digunakan untuk mengukur.

2. Memilih selector sesuai dengan jenis kebisingan yang diukur,pilih posisi fast untuk kebisingan kontinyu dan posisi slow untuk kebisingan impulsive.

3. Memilih kisaran intensitas kebisingan.

4. Tentukan area atau lokasi yang akan diukur.

5. Lakukan pengamatan selama 1-2 menit dengan melakukan 6 kali pengukuran.

6. Hasil pengukuran dapat dilihat pada screen alat.

7. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata hasilnya,maka hasil akhir pengukuran dapat diketahui.

 
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,dapat dihitung bahwa rata-rata kebisingan yang paling besar yaitu terjadi diruangan boiling yaitu sebesar 88,2 dB dan rata-rata kebisingan yang paling kecil yaitu terjadi di lab pilot plant yaitu sebesar 77,06 Db.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui cara mengukur kebisingan menggunakan Sound Level Meter,dan intensitas kebisingan yang terukur paling besar dan intensitas paling kecil dilingkungan kampus POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA yaitu sebesar 88,2 db dan 77,02 db. Serta akurasi kalibrasi yaitu bernilai 90 persen dan kalibrasi alat tersebut hingga bernilai 114 db.

SARAN
Dalam penggunaan alat sound level meter, sebaiknya kita memahami bagaimana cara alat tersebut digunakan untuk mengukur kebisingan agar dalam proses pengukuran tidak terjadi kesalahan. Selain itu, kita perlu memahami cara mengkalibrasi alat tersebut untuk menghindari kesalahan dan mendapatkan hasil yang akurat, dan jika kita belum menguasai cara menggunakan alat tersebut dan kita tidak tahu cara mengkalibrasi alat tersebut sepenuhnya ,sebaiknya kita menanyakan hal tersebut kepada teknisi atau orang yang berpengalaman.
 

DAFTAR PUSTAKA
   Metawati, N., Busono, T., & Siswoyo, S. (2013). Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Kelas di SMPN 23 Bandung. invotec, 9(2).
  Kristiyanto, F., Kurniawan, B., & Wahyuni. I. (2013). Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2 (1): 75-79
   Fadliondi, F., & Asriyadi, A. (2018). Eksperimen dan Simulasi Rangkaian Band Pass Filter (BPF) dengan Resistor dan Kapasitor. RESISTOR (elektRonika kEndali telekomunikaSI tenaga liSTrik kOmputeR), 1(2), 69-78.
   Barata, Yustinus Aji (2020) ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS TERHADAP KAWASAN PENDIDIKAN SMP NEGERI 5 KOTA SUKABUMI. S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
  Tarwaka, S., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas.
  Babba, J., 2007. Fubungan Antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah@Penelitian pada Karyawan PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan). Tesis, Program Pasca Sariana Universitas Diponegoro, Semarang
 Srisantyorini,2002. Tingkat Kebisingan dan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan PT Friesche Vlag Indonesia Tahun 2002. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun