Indah Rayya Afifah, seorang putri mahkota dari kerajaan yang telah lama hilang, kini bereinkarnasi menjadi seorang siswi SMP. Walaupun kini hidup di dunia yang berbeda, jiwa dan ingatannya akan masa lalu masih melekat erat. Setiap pagi, ia bangun dengan aroma nasi yang baru matang dan telur goreng buatan sendiri. Nasi goreng ala Inggris yang ia buat memiliki rasa gurih manis yang selalu mengingatkannya pada hidangan kerajaan yang dulu ia santap. Setelah sarapan, ia bergegas keluar untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya: Amira Shaqila Azzalea, A Vhito ardianyasah, AHZA nurfadhil, Nashita sasikirana, M Alfan bhadrika, Muhammad zaki pratama, Muhammad Rasya Alfarisi, dan Khanza zhafira nafisah. Tawa riang mereka selalu terdengar nyaring, mengisi hari-hari Indah dengan kebahagiaan.
Di suatu hari yang cerah, ia memutuskan untuk menanam tebu di halaman belakang rumah. Sentuhan tanah yang lembab di tangannya memberinya rasa damai. Ia merawat bibit itu dengan penuh kasih sayang, menyiramnya setiap hari hingga tebu itu tumbuh tinggi dan besar. Ketika panen, rasa manis tebu segar yang ia santap bersama abangnya terasa sangat nikmat.
Setiap hari Jumat, rutinitas Indah sedikit berbeda. Sepulang sekolah pukul 11.00, ia bersama teman-temannya menunggu di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Mereka membeli makanan di kantin, aroma jajanan yang menggoda tercium di mana-mana. Setelah sholat Dzuhur bersama, pukul 13.00 mereka masuk ke ruang kelas 8H untuk jurnalis. Menyimak penjelasan dari Bu Sinta terasa seru, meski kadang rasa kantuk tak terhindarkan. Pukul 14.50, mereka berfoto bersama di depan gedung MTsN 1, mengabadikan momen kebersamaan mereka.
Setelah jurnalis, Indah bersiap untuk latihan Taekwondo di aula. Suara teriakan-teriakan semangat dan pukulan pada target terdengar menggema. Meski tubuh terasa lelah dan berkeringat, ia tidak pernah menyerah. Latihan berakhir pukul 17.30, dan ia tiba di rumah sekitar pukul 18.00.
Rutinitas harian Indah lainnya adalah latihan renang di pagi hari. Air yang sejuk terasa sangat menyegarkan. Setelah itu ia makan siang, tidur siang, dan sore harinya lari untuk menjaga kesehatan. Malam hari, setelah sholat Maghrib dan Isya, ia belajar untuk pelajaran esok hari. Keesokan harinya, ia kembali lari pagi dan latihan sit-up serta push-up. Ia juga selalu sholat Subuh di masjid, membereskan tempat tidur, mandi, dan berangkat ke sekolah pukul 06.15 bersama abangnya. Di sekolah, ia memulai hari dengan semangat untuk meraih masa depan.
Suatu hari, Indah berangkat ke sekolah pukul 06.40 dan tiba pukul 06.59. Bel sudah berbunyi, dan ia bergegas masuk ke kelas, menyadari bahwa ia terlambat. Saat istirahat, ia pergi ke kantin bersama temannya, lalu pulang naik ojek daring. Setelah sampai di rumah, ia berganti baju dan makan siang. Setiap hari Minggu, ia menghabiskan sore hari di rumah kakek neneknya, merasakan kehangatan keluarga.
Insecurity
Indah, si putri mahkota yang reinkarnasi, suatu hari merasakan insecure. Ia sering mengejek dirinya sendiri jelek. Ia menyukai Fatih, tetapi Fatih menyukai Naura. Suatu hari, ia mendengar teman-temannya membicarakannya di belakang, "Tentu saja Fatih memilih Naura karena dia cantik." Kalimat itu sangat menyakitkan. Ia berusaha move on. Tapi, sebuah plot twist terjadi. Naura ternyata memiliki pacar dan tidak mencintai Fatih. Indah hanya bisa tertawa kecil mendengarnya. Ia masih merasa insecure, hingga akhirnya ia mengenal boyband Enhypen. Lagu mereka, "What Makes You Beautiful," dengan lirik "You don't know you don't know you're beautiful" dari Heeseung, membuka matanya. Ia menyadari bahwa kecantikan sejati tidak hanya dari wajah, tetapi dari hati. Allah telah menciptakan setiap manusia dengan sempurna.
Aku dan Adikku
Indah memiliki adik laki-laki bernama Zeyyan, berusia 8 bulan, yang sangat ia sayangi. Setelah acara marhabanan, Zeyyan sakit. Ia muntah-muntah dan mengalami dehidrasi parah. Ia dirawat di rumah sakit Urip Sumoharjo. Indah tidak bisa menemaninya karena harus sekolah, tetapi ia sempat melihat tangan mungil adiknya terpasang selang infus. Saat ayahnya bekerja di Jakarta, Indah harus menemani ibunya menginap di rumah sakit sendirian. Hari-hari sekolahnya diliburkan untuk menemani adiknya.
