Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Menanamkan Integritas pada Generasi Muda

11 Juli 2025   11:30 Diperbarui: 11 Juli 2025   10:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Andi Rustam Nawawi, S.E dari MAN 2 Polewali Mandar (41-50 tahun) memberikan strategi yang lebih komprehensif. Pertama, ia menekankan agar segala tindak-tanduk dijaga karena dilihat oleh murid, anak, atau bawahan, sehingga patut menjadi teladan/contoh yang baik. Kedua, ia menyoroti perhatian pada hal-hal kecil dan detail, apakah yang dilakukan sudah benar sesuai regulasi agar tidak terjadi 'mis' dalam keputusan dan kebijakan. Ketiga, ia menekankan konsistensi terhadap segala hal yang dilakukan, menghindari hipokrit, lemah terhadap tekanan, apalagi tergiur iming-iming.

Aspek konsistensi dan lingkungan pendukung juga ditekankan oleh GTK lain. Dahlia Lusiana Febriati, SE dari MTsN Manokwari (51-60 tahun) berpendapat bahwa menciptakan pengalaman, kebiasaan, dan lingkungan yang membuat kejujuran terasa bernilai dan bermakna adalah kunci. Ia juga menyarankan untuk melibatkan mereka dalam kegiatan antikorupsi, menjadi teladan yang konsisten, melakukan diskusi terbuka tentang nilai, mengapresiasi tindakan berintegritas, serta membangun lingkungan yang aman dan berempati. Havizhah, S.Pd dari MTs N 4 Batang Hari (31-40 tahun) menambahkan bahwa strategi dapat mencakup membangun komunikasi terbuka, memberikan penghargaan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung.


Edukasi, Iman, dan Disiplin

Beberapa GTK juga menyoroti peran edukasi dan penguatan spiritual. Asep Prasetyo S.Or dari MTsN 4 Batanghari (31-40 tahun) menyatakan akan memberikan edukasi kepada para siswa agar memperkuat iman dan taqwa sehingga akan terbiasa menjalani kehidupan dengan benar dan otomatis akan menjauhi semua larangan sehingga sikap integritas akan tercipta kuat. Fatmawati, S.Ag., M.Pd dari MTsN 2 Batang Hari (51-60 tahun) menambahkan bahwa seorang pemimpin harus memberikan edukasi pemahaman tentang integritas, membangun kepercayaan, memberikan penghargaan, dan memanusiakan manusia.

Hasminiyeti S, S.Ag., M.Pd dari MTsN 1 Kerinci (41-50 tahun) menyoroti pentingnya menerapkan kedisiplinan dan menanamkan karakter yang baik pada warga madrasah, sementara Safdai Yanti, S Pd.I dari MTsN 1 Batanghari (31-40 tahun) menekankan bahwa harus selalu bersikap disiplin dan bertanggung jawab dalam mengemban tugas yang dijalankan.

Pendekatan Holistik dan Memanusiakan Manusia

Ruslan Asis, S.Pd dari MAN 2 Tanjung Jabung Timur (41-50 tahun) merangkumnya dengan filosofis: "Sebagai pendidik, orang tua, atau pemimpin, tugas utama bukan hanya mengajar orang jadi pintar, tapi jadi benar. Menanamkan integritas berarti membangun generasi yang bisa dipercaya, berani berkata benar, dan kuat menolak ketidakadilan, bahkan ketika itu tidak populer."

Selain itu, Rumini, S.Ag dari MTsN 4 Batang Hari (41-50 tahun) akan menggunakan cerita dan contoh untuk mengajarkan nilai-nilai integritas agar lebih mudah dipahami dan diingat. Sri Wahyuni, S.Pd dari MAN Kutai Barat (51-60 tahun) menyebutkan pendekatan klasikal saat mengajar dengan menyelipkan nilai-nilai integritas yang dikaitkan dengan materi pada saat itu. Dasmiyanti, S.Pd.I. dari MAN 3 Batang Hari (41-50 tahun) secara singkat namun jelas menyatakan akan menanamkan sifat integritas yang tinggi pada anak didik.

Dari berbagai pandangan ini, terlihat benang merah bahwa penanaman nilai integritas memerlukan pendekatan yang holistik, dimulai dari keteladanan diri, didukung oleh konsistensi, perhatian terhadap detail, lingkungan yang kondusif, edukasi yang berkelanjutan, serta penguatan spiritual dan disiplin. Semua ini bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan dapat dipercaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun