Pagi itu, Kamis 3 Juli 2025, langit Kota Jambi masih dibalut kabut lembut. Dari sela jendela kamar kos, Yani mengintip cahaya matahari yang malu-malu menyusup di antara daun jambu air. Ia menyeruput secangkir kopi hitam panas yang harum dan menggigit lidah, lalu menyiapkan laptop untuk mengikuti webinar Bimtek Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur.
Pukul 09.02 WIB, layar Zoom menampilkan gelombang nama madrasah dari berbagai penjuru. Suara centang dan notifikasi muncul berderet seperti derap langkah sepatu lari. MAN 2 Tanjung Jabung Timur, MAN 1 Pulang Pisau Kalimantan Tengah, MAN 1 Tebo, dan seterusnya. Jumlah peserta terus bertambah—hingga mencapai 236 orang.
“Hadirr...,” tulis Yani di kolom chat sambil tersenyum. Ia sempat membetulkan kerudungnya yang sedikit melorot karena terburu-buru. Di layar, wajah Husen, sang narasumber sekaligus admin sesi, mulai muncul.
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi Bapak Ibu semua," sapa Husen ramah. Suaranya berat tapi menenangkan, seperti gemericik air sungai Batanghari saat musim hujan.
Yani memperhatikan dengan seksama. Slide demi slide presentasi mulai ditampilkan oleh Husen. Tampilan warna-warni infografik PowerPoint membuat matanya terasa segar, kontras dengan cahaya biru dari layar laptop. Aroma wangi kayu manis dari lilin aromaterapi di pojok meja menguar, membuat suasana belajar jadi lebih nyaman.
“Untuk rotasi pegawai, apakah termasuk pergantian wali kelas tiap tahun?” tanya peserta dari MTsN 1 Kabupaten Tebo.
Yani ikut menyimak. Ia mencatat poin-poin penting di buku tulis bergaris hijau. Saat jari-jarinya menyentuh permukaan kertas yang sedikit kasar, ia merasa seperti sedang mencatat sejarah kecil di pagi itu.
Sesi tanya jawab berlangsung hangat. MTsN 6 Kota Jambi bertanya soal penegakan disiplin. MAN 2 Wonosobo menanyakan ruang lingkup sanksi. Bahkan peserta dari luar Jambi seperti MAN 2 Bireuen ikut menyampaikan pertanyaan mengenai dokumen dan evidence pelaksanaan program.
Yani sempat tergelak ketika seseorang menulis, “Hp saya mati sebelum sempat absen, mohon kirim ulang link-nya.” Husen, yang dengan sabar dan cekatan, langsung menyalin ulang tautan:
https://forms.gle/QTJ8ssvBEnD5avTe9
"Tenang saja, Bapak/Ibu. Kami di sini untuk melayani, bukan menilai siapa yang cepat klik link," gurau Husen sambil tertawa kecil. Gelombang tawa peserta menyusup lewat speaker, mengisi ruang kamar Yani yang biasanya sunyi.
Hingga pukul 10.53 WIB, sesi ditutup. Husen menutup dengan pantun:
"Kayuh sampan sampai ke ketepian, jangan sampai terkena batu, cukup sekian, sampai jumpa lain waktu."