Mohon tunggu...
M QoidulQhurril
M QoidulQhurril Mohon Tunggu... Lainnya - be the different

kita punya garis finis kita sendir sediri. u can be sucessfull person, or poor person... thats all about u

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Risiko, Komponen, serta Contoh Kasus

8 Desember 2020   23:44 Diperbarui: 8 Desember 2020   23:49 3755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap individu, tentunya tidak bisa lepas dari membuat keputusan di setiap harinya. Satu keputusan yang dipilih atau dibuat manusia itu sendiri akan menuntun dirinya kepada suatu akibat tertentu yang mana akan mengakibatkan terjadinya pembuatan keputusan yang lain. 

Dengan setiap akibat yang dimunculkan dari keputusan tersebut, bisa muncul akibat yang baik, atau akibat yang buruk. Sehingga, adanya akibat yang buruk ini, yang dikatakan sebuah resiko. 

Dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan atau badan usaha tentunya akan menghadapi resiko resiko yang dapat diprediksi maupun resiko yang timbul dengan tidak dapat diprediksi. Semakin banyak resiko yang timbul pada suatu perusahaan atau badan usaha, maka akan semakin besar juga kemungkinan resiko resiko tersebut terjadi. Inilah hal yang bisa sangat membahayakan suatu usaha. 

Oleh karena itu, dalam suatu usaha tentunya pelaku usaha harus bisa mengelola kemungkinan-kemungkinan terjadinya sebuah resiko yang akan terjadi kedepannya. 

Manajemen memiliki pengertian sebagai suatu usaha untuk mengelola, mengatur, menempatkan suatu hal tertentu. Resiko berart akibat yang terjadi yang tidak mengenakkan akibat dari suatu usaha atau suatu Tindakan. Jadi manajemen resiko berarti berbicara tentang bagaimana suatu perusahaan dapat menghindari atau mengelola resiko dengan baik.

Dalam manajemen resiko, ada beberapa komponen yang terdapat dalam manajemen resiko tersebut. Pertama adalah linngkungan internal. Lingkungan internal adalah suatu lingkungan yang tercipta dalam suatu perusahaan atau badan usaha sebagai hasil dari struktur organisasi perusahaan, gaya operasional, budaya organisasi hingga filosofi perusahaan tersebut. 

Lingkungan internal ini tentu sangat mempengaruhi dalam manajemen resiko sehingga akan terlihat resiko resiko apa yang akan muncul dan perusahaan akan dapat menyelesaikan resiko yang akan terjadi dengan baik.

Yang kedua adalah penentuan sasaran. Penentuan sasaran tentunya juga dapat mempengaruhi perusahaan atau badan usaha yang dibentuk. Menentukan tujuan apa yang akan dicapai perusahaan atau badan usaha, sehingga, dapat diketahui apa saja resiko yang akan terjadi kedepannya. Dengan menentukan tujuan dalam perusahaan atau badan usaha yang akan dijalankan, tentunya ini akan sangat membantu.

Hal ini karena, perusahaan atau badan usaha dapat mengantisipasi resiko-resiko yang akan terjadi kedepannya. Ataupun juga dapat mempersiapkan diri dalam upaya menghadapi resiko yang akan terjadi. Yang ketiga adalah pengidentifikasian peristiwa. 

Dalam menerapkan manajemen resiko yang baik, tentunya perusahaan atau badan usaha yang mempunyai resiko ketika akan dan sedang menjalankan usahanya, hendaknya bisa mengidentifikasi peristiwa yang terjadi. Hal ini sangat membantu perusahaan atau badan usaha untuk menemukan keputusan yang terbaik sehingga, perusahaan atau badan usaha dapat menjalankan usahanya dengan melalui resiko yang ada dengan baik.

Setelah mengidentifikasi peristiwa atau resiko, yang keempat adalah penilaian resiko. Penilaian resiko ini terjadi setelah adanya identifikasi terhadap resiko atau peristiwa yang terjadi, apakah resiko tersebut berdampak baik atau buruk terhadap perusahaan. Apabila berdampak baik, amaka keputusan yang akan diambil perusahaaan atau badan usaha akan cepat. 

Begitu juga sebaliknya, jika resiko akan berdampak buruk terhadap perusahaan, maka perusahaan akan dituntut untuk mengambil keputusan secara tepat.

Yang kelima adalah informasi dan komunikasi. Informasi dan komunikasi sangat penting bagi perusahaan atau badan usaha yang sedang menjalankan usahanya. Terlebih ketika perusahaan atau badan usaha tersebut sedang menghadapi resiko resiko yang akan dilalui dalam kegiatan usahanya tersebut. Dalam informasi dan komunikasi ini, tentunya harus melibatkan seluruh internal perusahaan baik atasan maupun bawaha. 

Selain itu, atasan dan bawahan pun harus memiliki rasa saling percaya antar sesame agar dapat  menyelesaikan masalah atau resiko yang akan terjadi dalam perusahaan. Dan yang terakhir adalah pemantauan. Dalam pemantauan ini, perusahaan atau badan usaha akan memantau apakah kegiatan usahanya bisa berjalan dengan baik atau tidak, sehingga akan terjadi evalusi agar kinerja bisa semakin baik an berkualitas.

Dalam masalah mengelola dan menghadapi resiko ini, penulis mengambil studi kasus yang terjadi pada PT. Larisabadi Indonesia. PT. Larisabadi Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang property, perusahaan ini memiliki motto yaitu "property solution". 

Dengan motto tersebut, perusahaan berharap akan menjadi solusi bagi orang-orang yang membutuhkan property, utamanya dalam hal tanah kavling. Dalam perjalanannya selama empat tahun menjadi perusahaan property, tentunya PT. Larisabadi Indonesia ini sudah menyiapkan Langkah Langkah apa saja yang akan dilakukan ketika ada resiko yang akan terjadi kedepannya. 

Dalam hal kepuasan pelanggan, terdapat resiko diantaranya, keamanan surat dan legalitas perusahaan. Dalam hal ini, PT. Larisabadi Indonesia sudah menyiapkan solusi dengan cara memberitahukan kepada calon pelanggan bahwa legalitas perusahaan sangat aman dan jelas, hal ini ditunjukkan dengan adanya siup, krk dan lain-lain. U

ntuk masalah surat tanah yang akan dibeli oleh calon pelanggan, perusahaan sudah menyiapkan Langkah dengan menawarkan pembayaran langsung didepan notaris.

Tidak hanya resiko terhadap calon pelanggan, resiko yang terdapat dalam perusahaan ini adalah resiko karyawan atau marketing PT. Larisabadi Indonesia. Diantaranya adalah, karyawan tidak akan semangat dalam bekerja, kemungkinan karyawan tidak bisa mencover pelanggan. Berbagai cara sudah disiapkan PT. Larisabadi Indonesia agar dapat melalui resiko resiko tersebut. 

Dengan tidak memberikan gaji karyawan setiap bulan, tetapi dengan memberikan gaji karyawan jika karyawan bisa menjual unit tanah yang dijual. Hal ini akan memacu semangat karyawan perusahaan agar tetap produktif menjual unit property PT. Larisabadi Indonesia. Gaji yang akan didapat karyawan yang menjual pun, tidak bisa dikatakan kecil. 

Karena setiap unit yang dapat dijual oleh marketing, marketing akan mendapatkan fee sebesar 2-8juta per unitnya. Hal ini juga berimbas positif bagi perusahaan yang mana perusahaan akan tetap menjual property yang dimilikinya. Kemudian untuk masalah kurang mampunya mencover pelanggan, PT. larisabadi Indonesia sudah menyiapkan training bagi karyawan baru, sehingga karyawan yang idak memiliki bakat dalam dunia marketing, akan mendapat ilmu dari perusahaan. 

Dalam training karyawan ini, tidak dilakukan oleh pusat, tetapi dilakuka oleh tim yang akan karyawan masuki. Tidak hanya training, karyawan baru atau lama, yang mencover pelanggan juga akan didampingi oleh masing-masing leader tim PT. Larisabadi Indonesia. Inilah tulisan yang dapat disampaikan oleh penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca dan dapat menambah ilmu wawasan kita semua. Sekian dari kami, apabila ada kekurangannya, mohon maaf.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun