Mohon tunggu...
Tigor
Tigor Mohon Tunggu... Akuntan - Jadi Orang Baik Saja, Beragama Nanti Saja

Jikalau seorang berkata: “aku mengasihi Allah” dan ia membenci sesamanya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi sesamanya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sebenarnya di Media Sosial Ini, Kita Sudah Parang-parangan (Berdarah-darah)

30 Desember 2016   12:20 Diperbarui: 30 Desember 2016   12:42 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saudara-saudaraku sesama ciptaan Tuhan (buat yang merasa masih ciptaan Tuhan, tapi kalau kalian sudah merasa lebih berkuasa dan lebih hebat dari Tuhan), sebaiknya tidak usah baca lanjutan artikel ini. Karena sepertinya akan membuatmu sakit hati dan kebencianmu terhadap sesama ciptaan Tuhan akan semakin subur, berbunga, berbuah, dan bertambah banyak.

Tahun 2016 sesaat lagi akan kita lewati. Banyak sekali cerita yang bisa kita ingat dalam perjalanan selama satu tahun ini atau bahkan cerita dari tahun sebelumnya yang masih berlanjut ditahun ini. Ada cerita bahagia, ada cerita duka, ada cerita perdamaian, ada cerita permusuhan, dan ada cerita yang sesungguhnya bukan cerita, tapi karena kita ceritakan menjadi sebuah cerita.

Dari berbagai belahan dunia dan seluruh Indonesia khususnya aku banyak membaca berita, artikel, status facebook tentang berbagai keadaan di daerah masing-masing. Akan tetapi pada kesempatan ini izinkan aku membahas tentang keadaan negeri kita Indonesia saja, walaupun sebenarnya banyak status facebook yang asal muasalnya adalah karena kejadian di belahan bumi lainnya.

Dari hati yang paling dalam sejujurnya yang aku inginkan hanya PERDAMAIAN. Yakni kita, aku dan kamu bisa hidup berdampingan satu sama lain tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan masing-masing. Hidup berdampingan yang aku maksudkan disini adalah hidup berdampingan di dunia nyata dan di dunia maya (media sosial), yang dipenuhi oleh senyum tulus dan tawa bersama.

Aku tidak tau apa yang menjadi referensi dan sumber literatur mu dalam menjalani kehidupan ini, dan aku juga tidak perlu tau dan tidak mau tau. Yang aku tau hanya jangan sebarkan kebencian pada orang disebelahmu dan orang disebelahku. Itu saja sudah luar biasa buatku.

Jika melihat berbagai status dan artikel di facebook akhir-akhir ini, aku menjadi sangat kuatir akan kelanjutan kehidupan anak-anakku dan anak-anakmu nanti setelah mereka dewasa atau beranjak dewasa. Aku kuatir nanti mereka tidak bisa lagi pergi sekolah dan menikmati dunianya dengan tenang kalau aku dan kamu sudah parang-parangan. Istriku dan istrimu juga tidak bisa lagi belanja ke pasar dengan leluasa. Keluargamu dan keluargaku juga tidak bisa lagi menikmati liburan akhir pecan, liburan sekolah, atau liburan akhir tahun sambil selfie-selfie penuh tawa, jika aku dan kamu sudah parang-parangan.

Aku dan kamu juga tidak ada waktu lagi untuk ngopi bareng sepulang kerja atau ngomongin bisnis di café asik, jika aku dan kamu sudah parang-parangan dan berdarah-darah. Kita hanya punya waktu untuk mengasah parang, mempersiapkan peluru dan mortir.

Aku ingin Tanya, keadaan seperti itukah yang kamu inginkan??

Sejujurnya aku sangat sedih saudaraku. Sampai-sampai pada suatu hari di tahun ini, aku sampaikan seperti ini kepada mahasiswaku di dalam kelas.

Aku ingin berkenalan dengan kamu, tapi jika aku boleh memohon janganlah beritahu aku tentang apa agamamu, tentang kamu suku apa, dan tentang kamu dari golongan mana. Aku hanya ingin tau nama kamu saja, dan kamu juga cukup tau namaku saja.

Sampai sekarang aku masih bertanya dalam hati, apakah dengan beragama aku sudah pasti masuk surga. Kalau aku bertanya pada agamaku jawabannya aku pasti masuk surga, dan jika kamu bertanya pada agamamu, jawabannya kamu pasti masuk surga. Akan tetapi jika aku bertanya pada agamamu, jawabannya aku pasti masuk neraka, demikian juga sebaliknya jika kamu bertanya pada agamaku, jawabannya kamu juga pasti masuk neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun