Mohon tunggu...
Monika Yulando Putri
Monika Yulando Putri Mohon Tunggu... Akuntan - Analis. Blogger. Traveler

Pecinta buku, pengamat media sosial dan penghobi jalan-jalan. Bisa juga dikunjungi di www.monilando.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Modernisasi Pertanian 4.0 Berbasis Empat Tantangan Kekinian

22 Mei 2019   23:57 Diperbarui: 23 Mei 2019   00:10 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertanian di Indonesia semakin menunjukkan kemajuan. Salah satu indikatornya adalah peningkatan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan). Kementerian Pertanian mencatat bahwa pada tahun 2015 hingga 2017 jumlah bantuan alsintan yang dibagikan oleh Pemerintah kepada petani sebanyak lebih dari 321.000 unit atau naik dalam jumlah signifikan dibanding jumlah alsintan yang dibagikan pada tahun 2010 hingga 2014 sebanyak kurang dari 50.000 unit.

Penggunaan alsintan mulai dari tahap pengolahan lahan hingga ke tahap panen mendorong efisiensi dalam kegiatan pertanian. Hasilnya, biaya yang harus dikeluarkan petani lebih rendah sehingga diharapkan tingkat kesejahteraan petani semakin bertambah. Selain itu, penggunaan alsintan yang merupakan ciri pertanian modern memicu peningkatan nilai ekspor Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor di tahun 2018 sebesar Rp499,3 triliun atau meningkat sebesar 29,7 persen dari nilai ekspor di tahun 2016 yang berada pada angka Rp384,9 triliun.

Namun demikian, pencapaian sektor pertanian hendaklah tak membuat cepat berpuas diri. Tantangan zaman semakin berkembang seiring dengan era revolusi industri 4.0. Modernisasi sektor pertanian tak cukup hanya dengan modernisasi alat pertanian. Selanjutnya, apa?

Empat Tantangan Pertanian Kekinian

Dalam publikasi World Government Summit berjudul Agriculture 4.0 : The Future of Farming Technology (Februari 2018) disebutkan bahwa terdapat empat tantangan pertanian yang tengah dihadapi oleh masyarakat global.

Pertama, kenaikan demografis yang pesat menaikkan permintaan akan makanan. Terdapat tren peningkatan permintaan akan protein hewani yang bernilai tinggi seiring dengan urbanisasi dan meningkatnya pendapatan.

Kedua, terbatasnya sumber daya alam. Secara global, lahan pertanian dengan tingkat degradasi tinggi mencapai 25% serta sebesar 44% lahan pertanian terdegradasi sedang atau ringan. Dampaknya, produktivitas lahan pertanian akan menurun.

Ketiga, perubahan iklim menyebabkan penurunan produktivitas pertanian. Perubahan iklim akan mempengaruhi setiap aspek dari produksi pangam. Misalnya, penurunan kualitas tanah, kekeringan, dan banjir.

Keempat, sampah makanan merupakan ancaman bagi lingkungan. Diperkirakan sebesar 33 hingga 50 persen makanan yang diproduksi tidak pernah dimakan. Sampah makanan yang masif mengurang lahan yang dapat digunakan untuk sektor pertanian dan juga menurunkan kualitas tanah.

Tantangan Pertanian Indonesia

Empat tantangan pertanian global tersebut juga dihadapi oleh Indonesia. Pertama, Indonesia. Dikutip dari Katadata, berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai sekitar 267 juta jiwa. Jumlah penduduk yang sedemikian besar tentunya akan meningkatkan permintaan akan produk pangan. Pemerintah dituntut untuk mampu menjaga ketersediaan pangan dan juga tentu saja terkait dengan impor pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun