Mohon tunggu...
nulisnyaM
nulisnyaM Mohon Tunggu... writer opinion

Jadikan segalanya menjadi sumber kebaikan yang mengantarkanmu pada keridhoan-NYA. اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah Ketakutan Simalakama

1 Agustus 2025   19:57 Diperbarui: 1 Agustus 2025   19:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: ketakutan yang sering kali memaksa kita untuk menyerah. (sumber:kumparan.com)

oleh: M

Di pinggir perkotaan mahakam, berdirilah sebuah sekolah negeri dengan jumlah siswa yang terbilang banyak untuk sekolah kecil, meski begitu anak-anak yang tinggal di sekitarnya sangat antusias untuk ke sekolah. Selain jaraknya yang cukup dekat, jajanannya pun sangat bersahabat dikantong.

Di sekolah yang cukup asri itu, di pimpin oleh seorang kepala sekolah wanita bernama Ibu Ani adalah kepala sekolah yang paling di segani oleh guru-guru. Ia merupakan pejabat senior yang telah lama wara-wiri didunia pendidikan, dari swasta sampai ke sekolah negeri sudah ia rasakan. Pengalamannya pun sangat memumpuni mulai dari wali kelas hingga diangkat menjadi kepala sekolah. Berkat kecerdikanya dalam "mengelola dana operasional sekolah" yang diperuntukan untuk sekolah dikelola dengan baik sesuai dengan keperluan sekolah. Alias tidak di salah gunakan, karena baginya menjadi pemimpin adalah amanah dari tuhan yang tidak baik jika digunakan tidak pada tempatnya.

Namun, ada yang berbeda dengan kepemimpinannya kali ini. 4 tahun ai arungi bersama sekolah tersebut tanpa laporan tanpa hambatan baik sarana dan prasarananya ataupun administrasinya, semunya berjalan dengan lancar. Pagi itu, pukul 8 pagi di saat proses belajar mengajar telah dimulai setelah apel pagi. Di meja kantornya, Ibu Ani duduk dengan raut wajah yang sedikit tegang tak seperti biasanya. Tangannya sibuk memegang ponsel, sementara badanya kesana kemari seperti ada yang dipikirkan.

Tepat Ibu Ani keluar dari ruangannya, "Ibu Ani, Ibu kelihatan seperti sedang ada masalah," ujar seorang guru, Bu Imah, yang pada saat itu sedang santai di ruangan kantor sembari menunggu pergantian jam pelajaran.

"Ah, Imah, kamu tidak tahu saja kesibukan Ibu setiap hari bagaimana," kata Ibu Ani dengan suara sedikit berat.

"Ada apa, Ibu? karena raut wajah Ibu tak mencerminkan seperti apa yang ibu katakan". Tanya Bu Imah sambil menyelidik lebih jauh jawaban yang Ibu Ani katakan sebelumnya.

Ibu Ani menggeleng. "Bukan soal anak-anak. Ibu... Ibu mengalami Tuntutan Ganti Rugi (TGR)" nada bicara Ibu Ani terdengar serak. 

"Tuntutan Ganti Rugi, Ibu?! Bu Imah tampak bingung dan kaget.

Dengan nada suara yang sedikit berat, akhirnya Ibu Ani menceritakan masalah yang membuatnya sulit tidur dan bahkan membuat kesehatannya terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun