Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gak Usaha Politik Melulu...

6 Februari 2021   06:28 Diperbarui: 6 Februari 2021   06:41 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elit politik hendaknya belajar dari pengalaman senior atau para pendahulunya. Ini adalah pernyataan umum, yang hendaknya tetap perlu diingat, dan diingatkan. Tanpa kesadaran terhadap hal ini, bukan hanya, karir politik yang patah sebelum berkembang, namun harga diri dan nama baik diri dan keluarga pun, dipertaruhkannya.

Kita semua sudah punya pengalaman. Kader muda partai, yang digadang-gadang menjadi pemimpin masa depan, tumbang karena korupsi. Sudah cukup banyak contohnya. Kepala Daerah yang bersinar, dan mampu menarik simpati banyak kalangan, kemudian malah terjerembab dalam kubangan korupsi pun, demikian adanya tumbang, dan tenggelam dimakan zaman.

Lantas, bila demikian adanya, apa yang harus dilakukan, dalam rangka menjaga kesinambungan karir politik, tanpa harus terjebak pada sikap politik rendahan ? atau, agak lebih spesifik, apa yang harus dilakukan oleh elit politik yang sedang manggung, dalam menanamkan saham politiknya, demi masa depannya sendiri ?

Pertama, jangan selalu melakukan tindakan politik praktis sesaat. Taruhlah, untuk kepentingan 2024, jangan selalu digantungkan pada perlu tindakan praktis saat ini. Karena sesungguhnya politik praktis saat ini, belum tentu menjadi investasi politik buat politik masa depan. Banyak contoh nyata, politisi yang gagal menjaga popularitasnya, justru diujung kontestasi politiknya. Trump adalah salah satu contohnya, yang tumbang secara politik, disaat sikap politik terhadap pandemic yang "ceroboh".

Dalam logika politik, investasi politik itu perlu. Kepercayaan masyarakat terhadap seseorang, merupakan modal politik yang berharga  untuk masa depan politik. Namun rentang waktu yang panjang, memungkinkan adanya dinamika, dan fluktuasi persepsi politik yang tidak stabil. Karena itu, bila hanya terjebak dengan tindakan politik praktis sesaat, maka keyakinan  untuk bisa meraih suara politik di 2024, akan menjadi sia-sia.

Kedua, jangan selalu melakukan pencitraan sejak dini. Untuk 2024 itu, masih terlalu jauh. Pencitraan yang dibuat-buat, alih-alih akan mendongkrak nilai politik seseorang, malah potensial  menjadi serangan balik, bila ada pembongkaran terhadap kedok citra politik tersebut. Masyarakat kita sudah cerdas, dan dapat dengan mudah memahami tindakan pencitraan dan Tindakan kesejatian dari seorang politisi. 

Terlebih lagi, untuk zaman kita saat ini, pemantau, pengawas, dan pengontrol sikap dan tindakan politik elit negara ini, sangat beragam dan tidak sedikit. Karena, akan dengan mudah, sebuah tindakan pencitraan akan dengan mudah dijadikan "gorengan" oleh lawan politik atau pengamat kritis.

Para Menteri, atau Kepala Daerah, yang bermaksud untuk bermain di 2024, tidak perlu melakukan manuver politik dalam rangka meningkatkan rating citra politik. Selain akan membutuhkan biaya-perawatan citra yang mahal, karena 2024 masih terlalu jauh, pun memiliki potensi bocornya strategi citra politik di tengah jalan. Pada ujungnya, sangat jelas pula, citra politik itu akan menjadi blunder dan bisa menjadi serangan balik publik kepada elit politik dimaksud.

Ketiga, jangan selalu melakukan tindakan berdasarkan kepentingan kelompok politik. Ideologi seseorang memang sulit ditebak. Tetapi, ucapan, tindakan dan sikap seseorang dalam merespon lingkungan, akan sangat mudah menunjukkan kepentingan kelompoknya.

Persepsi pengamat, atau sebagian publik. Tentang upaya Pemerintah menjaga kestabilan politik, sangat sulit ditutup-tutupi, disaat rival politik di Pilpres 2019 kemarin masuk dan bercokol di kabinet. Sejatinya, keputusan Presidan adalah hak prerogatifnya. Tetapi, sikap dan Tindakan Presiden itu, kemudian memberikan gambaran kepentingan politik penguasa dalam menjaga kestabilan politik untuk kurun sisa periodenya saat ini.

Keempat, jangan selalu memikirkan dana politik. Aspek ini, kiranya penting dan perlu ditegaskan secara berkelanjutan. Elit politik yang naik dengan biaya politik mahal, diduga dan dicurigai, akan berusaha keras untuk mengumpulkan biaya politik untuk lima tahun berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun