Mohon tunggu...
Firsty Ukhti Molyndi
Firsty Ukhti Molyndi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Seorang blogger tuna daksa dari Palembang. Memiliki minat tulis-menulis sejak kecil. Menulis berbagai problematika sehari-hari dan menyebarkan kepedulian terhadap kaum disabilitas. Blog: www.molzania.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayo Generasi Milenial, Kita Ramaikan Museum!

14 Agustus 2019   12:12 Diperbarui: 14 Agustus 2019   12:36 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini otak manusia memandang sesuatu dengan lebih realistis. Akibatnya justru menjadi terbatas. Agar ide menjadi tak terbatas, maka kita harus memulainya dari sesuatu yang abstrak. Untuk itu museum tak hanya menjadi tempat rekreasi, namun juga sumber inspirasi dan kebahagiaan.

Generasi milenial kerap memandang sebelah mata keberadaan museum. Mereka cenderung berkutat pada perspektif bahwa berkunjung ke museum adalah sesuatu yang membosankan. Nah, tugas dari re-branding itu sendiri bagaimana citra museum menjadi positif. Sehingga orang-orang menjadi bahagia ketika berkunjung ke museum. Mereka betah dan ingin lagi pergi ke museum.  "Jika mereka ingin mencari pengetahuan dan inspirasi baru, mereka larinya ke museum, " jelas kak Eka Sofyan Rizal, pakar brand design yang juga hadir di acara tersebut.

Problematika dan Minat Generasi Milenial Terhadap Museum
Sebenarnya pengunjung museum di kalangan generasi milenial semakin banyak dari tahun ke tahun. Namun mereka para generasi milenial enggan untuk kembali berkunjung ke museum. Hal ini menjadi sebuah problematika tersendiri yang dihadapi oleh museum-museum di Kota Palembang.

Dalam kesempatan tersebut, hadir para generasi milenial yang menyuarakan aspirasinya terhadap museum di Kota Palembang. Menurut mereka museum di Kota Palembang perlu ditata sedemikian rupa agar lebih atraktif. Pencahayaan yang kurang baik, minimnya lahan parkir, dan ketiadaan tempat selfie dan nongkrong menjadi hal yang perlu diperbaiki.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Terkait dengan kondisiku yang tuna daksa, menjelajahi museum kerap menjadi suatu tantangan tersendiri. Alasannya kondisi museum di Kota Palembang minim fasilitas ramah disabilitas. Keluhan ini pernah kuulas tersendiri melalui salah satu tulisan di blog. Aku pernah menjumpai di salah satu fasilitas disabilitas yang dibuat seadanya, sehingga tidak bisa digunakan. Biarpun demikian, aku tak pernah kapok untuk kembali ke museum.

Berapa kali, sih, dalam seumur hidup kita sebaiknya berkunjung ke museum? Well, untuk jawaban yang ini sebenarnya lebih ke arah personal ya.. Tapi menurut pengalamanku selama ini, setidaknya kita perlu bertandang ke museum sekali dalam beberapa tahun. Berkunjung ke museum selalu memberikan inspirasi baru untukku. 

Setidaknya kita bisa merefresh ingatan tentang bacaan sejarah Indonesia yang pernah kita baca semasa sekolah. Kalau sobat udah berapa kali nih ke museum? :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun