Mohon tunggu...
Moh Iskandar Dzulqornain
Moh Iskandar Dzulqornain Mohon Tunggu... @iskandar02

semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penelitian tentang Sejarah Ujungpangkah dengan Metode Sejarah Lisan

25 Oktober 2021   06:00 Diperbarui: 25 Oktober 2021   06:15 5615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Wawancara saya dengan (Bapak Masnukhan, penulis Buku Kisah Rakyat Ujungpangkah Kabupaten Gresik, pada 23 Oktober 2021)/dokpri

Penelitian dengan (Metode Sejarah Lisan) Tentang Sejarah

Nama         : Moh. Iskandar Dzulqornain

NIM            : 201104040007

Prodi          : Sejarah Kebudayaan Islam (1)

 

Sejarah Ujungpangkah

Ujungpangkah merupakan salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Gresik. Ujungpangkah terletak dibagian utara Kabupaten Gresik, tepatnya berbatasa langsung dengan Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Jawa Timur. Selain berbatasan dengan Bengawan Solo, juga berseberangan langsung dengan Pesisir Pulau Jawa. Sehingga, mayoritas penduduk Ujungpangkah bermata pencaharian sebagai seorang nelayan.

Jika kembali ke sejarah, Ujungpangkah pada mulanya merupakan daerah hutan berantara yang lebat dimana daerah ini masih "Gung liwang liwung" yang artinya tak berpehuni dan masih jalma mara jalma mati, yang artinya setiap ada orang yang mencoba tinggal dan memasuki Pangkah orang itu tidak pernah kembali dan tidak ada kabar beritanya, oleh karena itu pada waktu itu pangkah dianggap sebagai daerah larangan. 

Banyak orang yang takut untuk masuk kedalam wilayah ini, mengapa Pangkah dikenal sebagai wilayah yang angker? Karena menurut penuturan leluhur Pangkah, Pangkah dijadikan sebagai tempat untuk pengasingan Makhluk Ghaib yang berada di Wilayah Jawa Dwipa.

Pada suatu waktu, ada seorang pengembara yang berhasil memasuki Pangkah, dan mendiami Pangkah sampai beranak-pinak. Beliau bernama Ki AgengJumiko. Berkatiman dan ketaqwaannyaKepadaSang PenciptabeliaubisamenaklukkanDesaPangkah dan memindah makhluk dan roh-rohhalustersebut. beliau berhasil menaklukkanr oh-rohhalus yang pada saat itu menghuni Pangkah dengan menggunakan azimat, azimat tersebut dikenal dengan nama "Azimat Pancapat Pangkah", yang mana panca itu lima, karena azimat tersebut berjumlah 5 dan "pat" merupakan kependekan dari kata papat yang artinya empat karena azimat tersebut dipasang atau diletakkan di empat pojok desa Pangkah. Azimat Pancapat tersebut disamping berguna untuk melindungi dan menyelamatkan anak cucu beliau dan penduduk lainnya dari gangguan makhluk halus, azimat tersebut juga untuk memagari dan membentengi desa Pangkah dari golongan manusia yang berniat jahat di desa Pangkah.

Kata Pangkah sendiri diambil dari kebiasaan keturunan KI Ageng Jumiko yang memakai simbol silang atau disebut simbol pangkah pada dahinya. Dimana simbol tersebut dibuat dari parutan kunyit maupun arang yang difungsikan sebagai  penangkal roh-roh jahat yang masih ada di Pangkah agar tidak mengganggunya. Sehingga, lambat laun orang-orang menyebut orang yang memiliki tanda tersebut sebagai orang keturunan pangkah asli.

Selanjutnya, versi lain menyebutkan bahwa pengambilan nama pangkah berasal dari leluhur pangkah. Versi ini diambil dari kitab Primbon Jawa yang merupakan kitab karangan Sunan Bonang. Pada versi ini menyebutkan bahwa kata pangkah merupakan singkatan dari "pange mekkah". Pang berasal dari bahasa jawa yang berarti cabang, mekkah adalah salah satu kota yang berada di Saudi Arabiyah.

Dari nama itu dapat dilihat  ada hubungan yang erat antara Pangkah dan Mekkah, sebagaimana kota aceh yang dikenal dengan  panggilan Kota Serambi Mekkah. Maksud dari penggunaan kata pangkah pada desa ini adalah karenapenduduk pangkah ini merupakan keturunan dari Nyai Jika dan Jayeng Katon. Jayeng katon merupakan putera dari Sunan Bonang, Tuban (salah satu walisongo) yang masih memiliki nasab dengan rasulullah sedangkan Nyai Jika merupakan keturunan asli mekkah.

Cerita dimulai saat Raden Jayeng Katon menyebarkan islam di wilayah Ujungpangkah. Beliau datang bersama anaknya yang masih kecil, yaitu pendil wesi. Beliau datang ke wilayah ini dengan menunggang kuda dan kemudian beliau mendirikan gubuk kecil di daerah koang (Ujungpangkah bagian Selatan). Setelah menetap beberapa tahun, istri dari Raden Jayeng Katon kemudian menyusul suaminya. 

Atas izin mertuanya, yaitu sunan bonang, Nyai Jika menyusul suaminya ke Ujungpangkah ditemani oleh adik kandung dari Jayeng Katon, yaitu Jayeng Rono dan juga ditemanisantri dari sunan Bonang. Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mereka menemukan gubuk yang tak lain adalah gubuk dari Jayeng Katon. 

Saking bahagianya, Jayeng Rono berlari dan teriak-teriak sambil memanggil kakaknya itu dengan nama koang koang, hingga pada akhirnya desa tersebut diberi nama desa koang.Jayeng Katon dan Jayeng Rono mendirikan pondok dan dilengkapi dengan jublangan sebagai tempat untuk mandi dan berwudhu. Di dekat kubangan juga ditanami pohon beringin sebagai tanda bahwa telah datang seorang penyebar agama islam ke tempat itu.

Suatu hari, Jayeng Katon dan Jayeng rono memutuskan perjalanannya ke Ujungpangkah bagian utara agar lebih dekat dengan pesisir pantai. Setelah sampai di lokasi yang dianggap strategis, mereka membangun pondokan baru dibantu dengan para santrinya. Tak lupa pula, Jayeng Katon menanam 3 pohon asem disebelah barat pondokannya. Ketiga asem ditanam secara berjajar dari arah selatan ke utara. Asem bagian selatan dikenal sebagai asem semersik, asem bagian utara dikenal sebagai asem angker, sedangkan asem yang berada di antara keduanya dikenal sebagai asem growok. Pohon asem dilambangkan sebagai pohon kurmanya orang Jawa. Asem ditanam sebagai simbol bahwa keturunan Tuban ini orangnya suka "mesem'' (Dalam bahasa jawa berarti murah senyum).

Selain memiliki anak Pendil wesi, Raden Jayeng Katon dan Nyai Jika juga memiliki putra-putra lainnya, diantaranya yaitu Jaka Karangwesi, Jaka Sawunggaling, Jaka Cinde Amoh dan Jaka Slining. Jayeng katon kemudian membangun rumah lagi disebelah Timur pondoknya, yang kemudian daerah tersebut dikenal dengan nama Seng. Keturunan Jayeng Katon dan Nyai Jika yang berada di Pangkah dan penyebaran islam yang sangat cepat di wilayah ini menyebakan Sunan Bonang mengirim santrinya yaitu Raden Maskiriman untuk mengantarkan glondongan kayu jati yang dilewatkan melalui laut. Glondongan kayu jati akan berhenti dengan sendirinya jika memang sudah sampai di lokasi yang dituju. 

Glondongan kayu jati tersebut ditujukan untuk keperluan membangun masjid di Pangkah, masjid tersebut kini dikenal sebagai Masjid Jami' Ainul Yaqin. Sebelah timur masjid Jami' terdapat alun-alun yang kemudian ditanami 5 pohon beringin sebagai simbol jumlah dari putra Jayeng Katon yang merupakan pelindung dari Pangkah. Setelah beberapa tahun kemudian, datang seorang pengembara dari Mesir yang datang ke Pangkah untuk menuntut ilmu. Beliau dikenal sebagai Sayyid Mesir. Sayyid Mesir menyebut Pangkah dengan sebutan Ujungpangkah dan dari sinilah nama Ujungpangkah diambil.

Mengenai kependudukan, Wilayah Ujungpangkah untuksekarang 90%dihuni oleh keturunanpangkahdan 10%nya merupakan pendudukdariluarpangkah yang menetap di Ujungpangkah. Selain di Ujungpangkah, Keturunan Pangkahjuga menyebar ke berbagai daerah. 

Menyebarnya keturunan pangkah dikarenakan putra-putra Jayeng Katon menikahi perempuan di luar Ujungpangkah, seperti; Pendil Wesi yang menikah dengan orang Lamongan, sehingga keturunannya banyak juga yang di Lamongan; Karangwesi menikah dengan Orang kadilangu, Jawa Tengah sehingga keturunannya juga banyak yang di Kadilangu; Jaka Sawunggaling menikah dengan orang Surabaya sehingga keturunannya juga banyak yang di Surabaya; Jaka Cinde Amoh menikah dengan orang Sembayat, Bungah seingga keturunannya banyak di Sembayat; dan Jaka Slining yang menikah dengan orang Tuban, sehingga keturunannya juga banyakyang di Tuban. Sehingga penduduk pangkah, selain di Ujungpangkah juga menyebar ke 5 tempat tersebut.

Selain berperan menyebarkan agama Islam di Ujungpangkah, keturunan Jayeng Katon juga berperan penting dalam proses perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajahan. 

Ulama', santri dan masyarakat Ujungpangkah ikut berperang dalam menghadapi penjajah yang kemudian perjuangan tersebut diabadikan dalam salah satu nama daerah di Ujungpangkah,  yaitu Sabilan yang berasal dari bahasa arab "sabilillah" yang artinya berjuang di Jalan Allah. Perjuangan masyarkat Ujungpangkah dimulai saat kedatangan kolonial Belanda yang masuk dari jalur laut dengan Kapal. 

Bangkai kapal tersebut masih ada dan tenggelam di salah satu tambak yang berada di wilayah Seng. Pasukan Belanda ditebas habis oleh penduduk pangkah yang kemudian mayatnya dibuang di wilayah Ujungpangkah sebelah timur, mayatnya dibuang hingga mundhung-mundhung (bertumpuk menggunung) sehingga daerah tersebut kemudian dikenal sebagai Pundhung. 

Mayat yang bertumpukan tersebut pada akhirnya membusuk dan mengeluarkan ulat, dimana ulat tersebut dikenal orang Pangkah dengan sebutan set. Ulat dari mayat merata di daerah tersebut, yang kemudian dibawa oleh ombak laut sehingga menyebar rata di sepanjang pesisir hingga daerah tersebut kemudian dikenal sebagai Setro, yang merupakan singkatan dari Seteroto-roto "Ulat yang merata". Tak hanya itu,masih banyak cerita mengenai asal usul penamaan wilayah di Ujungpangkah.

Berbicara tentang peninggalan di Ujungpangkah, ada  banyakPeninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh para leluhurPangkahyang salah satunyaadalah tulisan relief yang masihada di mimbar masjid yang masihmenggunakanhuruf palapa, mungkinuntuktahunnyasekitartahun 1502 M diantaranya;  

1. MakamdariNyaiJika yang berada di Sari Mulyorejo;  

2. Makamdari Ki AgengJumiko berada di desa Kacak, salah satu desa yang ada di Ujungpangkah,makam tersebut dinamai warga dengan sebutan Makammbingkar;  

3. Makamdari Jiwosuto yang ada di belakang masjid jami' Ainulyaqin;  

4. Makamdaripensilwesi yang berada di Sabilan;  

5. Makam dari jakakarang wesi yang berada di Rebuyut, PangkahWetan, salah satu desa yang ada di Ujungpangkah; 

6. Makamdari Cinde Amoh yang berada di sebelahtimursekolah SDN 2Pangkahwetan tepatnya di dusunKrobyoan, salah satu nama dusun di Ujungpangkah;  

7. MakamdariJaka Slining yang berada di makam Sabilan; 

8. Makamdari Jaka Sawunggaling yang berada di kompleks pemakaman sebelah utara masjid Jami' AinulYaqin, Makambeliaudisembunyikankarena pada masa penjajahan Belanda, makambeliau ingin dibongkar oleh belanda karena beliau telahmembunuh Gubernur dari Belanda, pada masa penjajahan belanda.

Selain relief dan makam, Ada juga peninggalan lainnya seperti Beji ( jublangan) di Masjid Jami' Ainul Yaqin,  beji tersebut  dinamai Beji Auliya' yang merupakan petilasan Syekh Maulana Ishaq pada saat Shalat Ashar sebelum meninggalkan Pulau Jawa menuju Samudera Pasai.

Lampiran 1. Dokumentasi Peninggalan Sejarah di Ujungpangkah

Mimbar Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
Mimbar Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
Beji Auliya' yang merupakan Petilasan Syekh Maulana Ishaq yang berada di Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
Beji Auliya' yang merupakan Petilasan Syekh Maulana Ishaq yang berada di Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
       

Makam Jaka Sawunggaling berada di Sebelah utara Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
Makam Jaka Sawunggaling berada di Sebelah utara Masjid Jami' Ainul Yaqin/dokpri
Makam Jaka Pendil Wesi yang biasa disebut warga sebagai Makam Sabilan/dokpri
Makam Jaka Pendil Wesi yang biasa disebut warga sebagai Makam Sabilan/dokpri
Tugu Desa Setro (salah satu desa di Ujungpangkah)/dokpri
Tugu Desa Setro (salah satu desa di Ujungpangkah)/dokpri
Potret Wawancara saya dengan (Bapak Masnukhan, penulis Buku Kisah Rakyat Ujungpangkah Kabupaten Gresik, pada 23 Oktober 2021)/dokpri
Potret Wawancara saya dengan (Bapak Masnukhan, penulis Buku Kisah Rakyat Ujungpangkah Kabupaten Gresik, pada 23 Oktober 2021)/dokpri
Di sebelah kanan (Bapak Masnukhan) sebagai Narasumber dan di sebelah kiri saya sebagai Pewawancara/dokpri
Di sebelah kanan (Bapak Masnukhan) sebagai Narasumber dan di sebelah kiri saya sebagai Pewawancara/dokpri
                                 

Lampiran 2. Biodata Narasumber

 

Biodata Narasumber

  • Nama                         : Masnukhan, S.Pd.
  • Jenis Kelamin          : Laki-laki
  • Telepon                     : 085230223541
  • Alamat                        : RT. 1 RW. 8 No.20 Pangkahwetan Ujungpangkah, Gresik, Jawatimur

  • Riwayat Pendidikan            :
    • SD
    • SDN Pangkahwetan
    • MI Almuniroh 3 Ujungpangkah
    • SMP
    • SMP KORPRI Ujungpangkah
    • MTS. Al-Muniroh Ujungpangkah
    • SMA
    • SPG PGRI Gresik
    • PT
    • Universitas Surabaya (UNESA)

    • Profesi                                   : Guru (PNS)
    • Bidang Keahlian                  : Bahasa Indonesia
    • Pengalaman Organisasi    : -    Pengurus PGRI Cabang Ujungpangkah
    • Pengurus MGMP B. Indonesia Cab.Gresik
    • Takmir Masjid Jami' Ainul Yaqin
    • Riwayat Profesi                    : -    Guru SMPN Ujungpangkah
    • Guru SMA / MA Almuniroh Ujungpangkah

             

*Lembar ini digandakan sesuai kebutuhan

Lampiran 3. Biodata Diri

Biodata Diri

  • Nama                         : Moh. Iskandar Dzulqornain
  • NIM                             : 201104040007
  • Jenis Kelamin          : Laki-laki
  • Semester                   : 3
  • Program Studi          : Sejarah Peradaban Islam
  • Fakultas/Jurusan     :Ushuluddin, Adab dan Humaniora
  • Perguruan Tinggi    : Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shiddiq Jember
  • Telepon                     : 081213734968
  • Email                          :nainxjr@gmail.com
  • Alamat                        : Dusun Tegal Sari RT.03 RW.11 Pangkah Kulon, Kec.Ujungpangkah, Kab. Gresik (61154)
  • Riwayat Pendidikan            :
    • SD
    • MI Almuniroh 3, Ujunggpangkah
    • SMP
    • Mts. Almuniroh, Ujungpangkah
    • SMA
    • MAS Almuniroh, Ujungpangkah

    • Pengalaman Organisasi    :
    • Wakil Ketua Osis MAS Islamiyah Tahun pelajaran 2018/2019
    • Pelatih tetap perguruan pencak Silat Ujungpangkah Ranting Pangkah Kulon
    • Anggota IPNU PR. Pangkah Kulon Masa Khidmat 2017/2019

               Referensi

               Wawancara penulis Buku Kisah Rakyat Ujungpangkah ( Bapak Masnukhan, pada 23, Oktober 2021).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun