![[menulis] Menulis sebagai Ritual Refleksi di Ujung hari](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/03/eba8dc2e-56f7-4846-91fb-67b7d862a109-68b85aadc925c4320b214562.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Persoalan kecil bagi pengunjung muncul setelah sampai di parkiran. Sebab, untuk menuju lokasi curug yang berada di bawah, jaraknya masih lumayan jauh dan harus dengan jalan kaki.
Perjalanan menuju lokasi curug membutuhkan konsentrasi dan fisik yang prima. Sebab, ratusan anak tangga yang akan membuat napas terengah-engah siap mengantarkan pengunjung hingga lokasi curug berada.
Namun rasa lelah yang didapatkan pengunjung akan terbayar lunas dengan keindahan alam Curug Genting yang luas biasa. Hijaunya dedaunan yang mengelilingi berhasil menghipnotis siapa saja.Â
Keindahannya pun bertambah saat melihat air yang tumpah dari atas dengan begitu derasnya. Percikan air yang mengenai wajah, mampu membuat pengunjung bertambah larut dalam keindahan Curug Genting.
Pengunjung tidak perlu khawatir saat merasakan haus dan lapar, karena di sana terdapat pedagang yang siap menjajakan dagangannya. Jika pengunjung ingin buang air juga tidak perlu khawatir, karena di sana terdapat toilet.
Melalui artikel ini, penulis akan membagikan tiga tips yang dapat pembaca gunakan ketika akan mengunjungi Curug Genting.
Pertama, pastikan kondisi tubuh sedang sehat. Ini sangat penting, karena jika kondisi tubuh sedang tidak sehat, penulis sarankan untuk tidak berkunjung ke sana karena akan sangat berisiko.
Sebab, lokasinya yang berada di ketinggian membuat suhunya dingin, belum lagi ratusan anak tangga yang harus dilewati ketika akan menuju lokasi curug akan sangat menguras tenaga.
Kedua, siapkan jas hujan. Cuaca yang terkadang tidak menentu, dengan membawa jas hujan sangat disarankan untuk mengantisipasi ketika hujan turun.
