Kota Kepler, di sana hidup satu keluarga kecil yang harmonis, pernikahan yang sudah berjalan sepuluh tahun itu baik-baik saja. Setiap sebulan sekali, mereka pergi makan di restoran mewah langganan mereka.
Tepat seminggu yang lalu, mereka berlibur ke luar kota. Menikmati keindahan gugusan Kepulauan Raja Ampat yang memanjakan mata.
Melihat birunya air laut yang mampu menghipnotis mereka, serta senja yang mulai menampakkan diri sebelum malam tiba.
Elkan, tulang punggung keluarga, dia seorang pengacara di sebuah firma hukum. Istrinya, sehari-hari mengurus kedua buah hatinya. Bahar, anak pertama yang masih kelas empat SD, dan Laila yang masih jatuh bangun belajar berjalan.
Hari itu rumah mereka ramai oleh suara tangisan si kecil. Elkan yang sedang libur kerja memilih untuk seharian di rumah, bermain bersama kedua anaknya. Menikmati momen yang sudah lama dia rindukan.
Keluarga kecil itu hidup harmonis, tapi perlahan kerenggangan mulai muncul. Kecurigaan Jihan kepada Elkan yang menerima telepon di malam hari menjadi awal dari permasalahan mereka.
Siang hari saat anak mereka tidur, mereka duduk di ruang keluarga.
"Semalam kamu dapat telepon dari siapa?" Jihan bertanya. "Kok sepertinya akrab banget," lanjutnya.
"Oh, itu klienku. Dia sedang ada masalah." Jawab Elkan.
"Oh iya? Masalah apa?" Jihan kembali bertanya.