Nilai pun masih belum bisa menggambarkan kecerdasan Anda secara akurat selain hanya sebagai pendekatan penilaian kecerdasan.
Ada yang memiliki nilai yang bagus, tetapi saat berdiskusi tentang bidang yang dinilai, dia kelabakan untuk menjawabnya.
Wajar jika mereka menilai orang tersebut mendapatkan nilai bagus melalui proses yang tidak jujur.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hasil jauh lebih dihargai, sedangkan proses dan kejujuran justru diabaikan.
Ketidakjujuran dan menghendaki hasil dari proses yang super instan ini memberikan dampak yang tidak bagus.
Tindakan korupsi menjadi salah satu buah dari ketidakjujuran yang dipelihara selama menempuh pendidikan.
Mereka yang terbiasa untuk curang akan ketagihan melakukan kecurangan tersebut dan menjadi kebiasaan.
Ketidakjujuran atau kejujuran yang tidak dihargai sangat disayangkan, terlebih Indonesia sebenarnya negara yang berketuhanan.
Ada anekdot bahwa Indonesia tidak bisa maju karena tidak ada yang ditakuti, sama Tuhan saja orang-orang tidak takut.
Sungguh memalukan, paradigma salah ini seharusnya sudah saatnya untuk dikubur selama-lamanya.
Perlu bagi kita untuk mulai lebih menghargai proses dan kejujuran daripada nilai pada rapor atau situs sistem informasi akademik mahasiswa.