Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wajib Ditindak, Ini Jaringan Organisasi di Balik Hoaks dan Kerusuhan Papua

5 September 2019   13:40 Diperbarui: 5 September 2019   13:56 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (kanan) dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan keterangan seusai menggelar pertemuan tertutup di Mapolda Papua, Jayapura, Papua, Selasa (27/8/2019). Kapolri mengajak masyarakat untuk menjaga situasi keamanan di Papua serta jangan terpengaruh hoaks.(ANTARA FOTO/GUSTI TANATI) /Dok.kompas.com

Pemerintah Indonesia sudah mulai geram dengan jaringan organisasi yang menjadi dalang penyebaran isu hoaks hingga menyebabkan berbagai kerusuhan di Papua.

Salah satu pejabat yang terlihat sangat geram dengan jaringan ini adalah Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dia pun membeberkan jaringan organisasi yang menjadi dalang di balik kerusuhan Papua itu.

Sebagaimana dilansir kompas.com, Tito menjelaskan ada jaringan lokal dan jaringan internasional yang menjadi dalang dalam insiden ini. Jaringan inilah yang menyusun berbagai strategi dan agenda setting dari berbagai aksi di beberapa daerah di Indonesia.

Adapun jaringan lokal itu adalah organisasi ULMWP (United Liberation Movement for West Papua atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat) dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat).

ULMWP merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.

Sedangkan KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.

Jaringan inilah yang memproduksi hoaks-hoaks supaya kelihatan kondisi Papua kritis. Jaringan ini pula yang memengaruhi pergerakan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), sehingga mereka menggelar aksi di berbagai daerah.

Artinya, pergerakan mahasiswa Papua di beberapa daerah itu tidak murni berasal dari gerakan "ilmiah" sebagai agen of change. Tapi lebih pada pergerakan yang ditunggangi dan diprovokasi.

Oleh karena itu, saya ingin mengajak kawan-kawan mahasiswa Papua yang kemarinnya sempat melakukan aksi untuk sama-sama introspeksi diri. Mari merenung sejenak apakah pergerakan kita itu ilmiah atau tidak.

Selanjutnya, khusus untuk jaringan internasional adalah Benny Wenda sendiri yang saat ini tinggal di Oxford, Inggris.

Dilansir dari detik.com, Tito menjelaskan bahwa Benny Wenda sengaja memanfaatkan isu di Papua itu untuk diangkat ke rapat rapat Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) dan sidang umum PBB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun