Mohon tunggu...
Mohamad Ikhwanuddin
Mohamad Ikhwanuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Anak Kolong

Menulislah, karena tulisanmu adalah karyamu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menua Bersamamu

27 November 2020   23:18 Diperbarui: 5 Desember 2020   17:06 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari simakterus.com

Oleh: Mohamad Ikhwanuddin

Suasana sore hari di daerah transmigrasi pinggiran Kotabumi, Lampung Utara terlihat sangat indah. Rumah permanen dengan dinding terbuat dari adukan semen dan bata berjejer rapi. Jalan aspal selebar lima meter terlihat mulus. Hamparan kebun singkong di sekeliling rumah penduduk terlihat hijau. Pelangi baru menampakan dirinya di ufuk timur saat hujan menyisakan rintikan yang menambah indahnya suasana desaku. Pak Broto sedang duduk di teras depan rumah ditemani pisang goreng dan kacang rebus. Meskipun hanya menggunakan baju koko dan sarung, namun masih terlihat ketampanan dan kegagahan pak Broto. Terdengar sayup-sayup lagu nostalgia dari radio butut yang ada di dapur.

"Bu...?", panggil pak Broto.

dari arah dapur terdengar suara menyahut

"Wonten nopo pak...?"

"Ibu malih ndamel kopi pahit damel bapak".

"Mriki bu..., sampun sibuk mawon wonten pawon!", jawab pak Broto.

Bu Broto berjalan dengan membawa baki yang berisi kopi pahit diletakkan di atas meja.

"Pak..., kopinipun andang di unjuk menawi tasih panas", matur Ibu.

Matur nuwun nggih bu", sahut pak Broto dengan sedikit genit".

"Genit...!, sampun sepuh pak...?", kata bu Broto sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun