12 .Makam KH Mansyur Ds.Kalipucung Kec. Sanankulon Kab. Blitar
KH. Mansyur putra KH. Abu Mansyur atau Kyai Thoya Kuningan Kanigoro Blitar. KH. Mansyur adalah pendiri Pondok Pesantren Al Fatah Desa Kalipucung Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar, lahir sekitar 1881-an dan wafat tahun 1964-an. Perannya dalam mempertahankan negara Repubilk Indonesia sangat kental, saat pertempuran 10 November 1945 para anggota Laskar Hizbullah sebelum berangkat ke Surabaya untuk menghadapi Pasukan Sekutu lebih dahulu senjata Bambu Runcingnya diasma’i atau didoain dulu oleh KH. Mansyur. Selain memberikan do’a pada Bambu Runcing beliau juga mengajari teknik berperang pada pasukan yang akan berangkat ke pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, serta memberikan berbagai ilmu kesaktian dan keberanian sehingga pantang menyerah dalam menghadapi sebuah pertempuran.
13. Makam Kyai Toyib Admowijoyo Dsn.Ngadipuro, Ds.Sumberkulon, Kec.Sanankulon Kab. Blitar
Ketokohan Kyai Toyib Admowijoyo dalam penyebaran agama Islam di wilayah Blitart tidak diragukan lagi, hal itu tidak terlepas dari kealiman dan karomah yang dimiliknya. Beliau seorang guru makrifat yang sudah terkenal diseantero Blitar raya, muridnya bukan hanya di wilayah Blitar tetapi juga dari Tulungagung dan Kediri. Diantara karomahnya adalah ketika ada seorang yang sowan kepadanya untuk minta do’a restu mau melaksanakan Ibadah Haji, setelah orang tersebut mau turun dari pesawat di Bandara Arab Saudi ternyata Kyai Toyib sudah menyambutnya di bawah pintu pesawat yang dinaikinya. Beliau juga ahli bermain pencak silat yang tidak pernah dikalahkan oleh lawan mainnya, sangat zuhud dan terkenal “waskita atau ruh sakdurunge winarah”.
14. Makam KH. Abdul Mu’id (Mbah Wali Mu’id) Lingk.Dawuhan, Kel.Kauman, Kepanjenkidul, Kota Blitar
Sekitar pukul 17.00 rombongan peziarah sampai di makam KH Abdul Mu’id atau yang terkenal dengan Mbah Wali Mu’id. KH Abdul Muid (Aspiran) bin Ratmilah binti KH Abu Hasan (orang yang pertama kali membuka/ istilah Bahasa Jawanya “Babad” Desa Kauman, Kepanjenkidul, Kota Blitar), Jadi KH Abdul Mui’d adalah cucu pertama dari orang yang “babad” Kelurahan Kauman Kepanjenkidul yaitu KH. Abu Hasan, yang makamnya berada di utaranya. KH. Abdul Mu’id merupakan seorang waliyullah yang termashur pada masanya. Dulu beliau sering berada di sebuah mushola yang berada di depan STMI (sekarang Sekolah Menengah Kejuruan Islam atau SMKI), sehingga mushola tersebut dinamakan Mushola Syeh Abdul Mu’id. Diantara karomahnya yang dimilki adalah ketika beliau mau memetik buah Kelapa tidak usah menaikinya tetapi cukup dengan melambaikan tangannya kearah Pohon Kelapa tersebut, maka Pohon Kelapa tersebut dengan sendirinya turun menghampirinya kearah beliau, sehingga dengan mudah memetik buah kelapa yang diinginkannya, setelah itu Pohon Kelapa tersebut kembali berdiri tegak sebagaimana semula. Setelah meninggal dimakamkan di makam umum Lingkungan Dawuhan Kelurahan Kauman Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar atau barat Pasar Hewan Dimoro Kota blitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI