Mohon tunggu...
Qomarul Huda
Qomarul Huda Mohon Tunggu... Guru - Bapak satu anak

Masih belajar dunia tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Hikmah Mundurnya Indonesia dari Kejuaraan Dunia

11 Desember 2021   16:00 Diperbarui: 11 Desember 2021   18:45 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim bulutangkis Indonesia menarik diri dari Kejuaraan Dunia 2021 (foto: ig @badminton.ina)

Indonesia resmi memutuskan tidak mengirim atlet bulutangkisnya dalam ajang bergengsi Kejuaraan Dunia tahun ini.

Hal ini disampaikan dalam Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) melalui akun instagram resminya @badminton.ina Rabu (8/12/2021) kemarin. 

"Tim bulutangkis Indonesia menarik diri dari keikutsertaan ke BWF World Championship atau Kejuaraan Dunia 2021 yang akan berlangsung di Huelva Spanyol, pada 12-19 Desember 2021". Begitu pernyaatn resmi yang tertera dalam postingan tersebut.

Bagi para penggemar olahraga tepok bulu tersebut, hal ini tentu menjadi kabar yang kurang menyenangkan. Setelah lama tidak ada ajang turnamen bergengsi tahun kemarin, pada 2021 ini mulai menggeliat lagi dengan berbagai turnamen dan kejuaraan yang digelar.

Di media sosial juga marak tentang pemberitaan mundurnya Indonesia ini.  Bahkan tidak sedikit pula yang menuduh absennya timnas bulutangkis Indonesia karena tidak adanya dana. Suatu tuduhan yang sebenarnya kurang logis juga jika absen di turnamen penting ini hanya alasan dana.

Tentu kita ingin melihat aksi para pebulutangkis idola. Apalagi saat ini masih terasa euforia pergelaran Indonesia Badminton Festival di Bali yang baru berakhir beberapa waktu lalu.

Pada ajang yang menyelenggarakan tiga turnamen beruntun tersebut, Indonesia dianggap berhasil selaku tuan rumah dan sukses menyedot perhatian dunia, khususnya bagi pecinta bulutangkis di tanah air walaupun tidak dihadiri penonton.

PBSI tentu tidak asal saja untuk menarik diri dari Kejuaraan Dunia tersebut. Ada berbagai pertimbangan penting dalam memutuskannya dan mendapat masukan dengan para pengurus serta pelatih.

Mulai merebaknya kembali virus Covid-19 varian Omicrom menjadi alasan utama. Ya, kesehatan dan keselamatan para pemain menjadi hal yang harus dipertimbangkan dan pengurus PBSI tidak mau mengambil resiko. Apalagi di Eropa virus Omicrom sudah mulai menunjukkan gejala peningkatan.

Yang terbaru bahkan beberapa pemain sepakbola di Eropa terjangkit virus ini.

Di balik mundurnya timnas Indonesia ini, tentu ada hikmah yang bisa didapat. Yang pertama, pemain bisa beristirahat setelah melalui jadwal pertandingan yang sangat padat. 

Kelelahan sudah pasti dialami para pemain. Setelah berlaga di Sudirman Cup, lantas berlanjut di Thomas dan Uber Cup. Para pemain harus tetap di Eropa dengan menjalani tur dunia. Yang terakhir di Bali dengan tiga turnamen beruntun.

Pemain ganda putra nomor satu dunia; Kevin Sanjaya mengeluhkan dan memprotes ke Federasi Badminton Dunia (BWF) jadwal yang berdekatan antar turnamen. 

Apalagi bagi pemain yang mencapai final dan harus segera berlanjut ke turnamen selanjutnya. Bahkan secara terang-terangan, Kevin yang berpasangan dengan Marcus Gideon ini merasa diperlakukan seperti robot akibat jadwal yang sangat padat dan tidak ada waktu istirahat bagi mereka.

Akibat kelelahan juga lah yang menyebabkan beberapa pemain Indonesia menjadi tidak bugar dan imbasnya mereka tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya. 

Pemain tunggal putra nomor satu dunia; Viktor Axelsen sudah jauh hari mengingatkan jadwal yang terlampau padat akan sangat meningkatkan risiko pemain cedera. Dengan ketidakikutsertaan di Kejuaraan Dunia, setidaknya para pemain bisa memulihkan kondisi dan stamina yang terkuras dalam beberapa bulan ini.

Yang kedua, pemain akan punya banyak waktu mempersiapkan diri menghadapi turnamen-turnamen di tahun depan. Dengan adanya jeda waktu yang cukup diharapkan pemain menjadi lebih siap.

Kekecewaan sebenarnya juga dirasakan para pemain. Saya yakin pemain sebenarnya sangat antusias untuk mengikuti Kejuaraan Dunia ini. Selain merupakan turnamen penutup tahun, mereka juga mengincar poin untuk mengerek peringkat dunianya. Namun mereka tetap taat pada keputusan federasi.

Absennya Indonesia di Spanyol bukan akhir segalanya. Kita bisa berkaca dari China yang tida banyak mengirim pemain utamanya di turnamen dunia tahun ini akibat Covid-19. Sebagai penonton kita tidak perlu terus larut dalam kekecewaan. Kita berharap para pemain menjadi lebih siap dan berprestasi tahun depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun