Mohon tunggu...
Mohamad Irfan
Mohamad Irfan Mohon Tunggu... Mahasiswa Studi Islam

Mahasiswa S2 Studi Islam Pascasarjana UIN SATU Tulungagung. Strata satu (2019-2023) mengambil prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di kampus yang sama. Tertarik pada kajian-kajian Islam seperti sejarah, pemikiran, dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tujuan Menuntut Ilmu

25 Oktober 2023   02:39 Diperbarui: 25 Oktober 2023   03:09 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa menuntut ilmu (sumber: dokumen pribadi)

Salah satu hadis nabi yang populer dikalangan penuntut ilmu adalah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yakni "Tholabul imli faridhotun ala kulli muslimin wa muslimatin". Saya yakin pembaca paham betul arti dari hadis di atas. Intinya setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu (Tholabul 'imli) tidak ada pengkhususan hanya untuk laki-laki atau perempuan yang  muda atau tua, semuanya terkena hukum wajib yang artinya berdosa jika ditinggalkan.

Hadis tersebut mengingatkan saya ketika masih Madrasah Diniyah dan Madrasah Tsanawiyah, di tempat belajar saya tersebut ketika akan memulai proses belajar mengajar para siswa membaca niat dalam bahasa Jawa Cirebon dan doa menuntut ilmu dalam bahasa Arab yang sampai sekarang saya masih sangat mengingatnya.

Penggalan kalimat niat tersebut yakni:

Niat kula ngilari ilmu/anut dateng perentahe Allah/perentahe utusane Allah/ngilangaken kebodohan/nekaaken kepinteran/ngurip-ngurip agama Islam.

Kalimat niat dalam bahasa Jawa Cirebon tersebut menekankan kepada setiap siswa yang akan mencari ilmu untuk meluruskan niatnya yang semata-mata karena mematuhi perintah yang datang dari Allah dan utusannya. Sedangkan tujuan menuntut ilmu yakni menghilangkan kebodohan dan mendatangkan kepintaran yang ditunjukkan tidak lain untuk menghidupkan agama Islam khususnya dalam diri sendiri lebih-lebih lingkungan sekitar. Artinya menghidupkan agama Islam itu hanya dengan ilmu bukan dengan simbol-simbol agama yang menempel di topi, pakaian, dll. yang akhir-akhir ini mudah kita temui di mana-mana.

Bahkan guru saya di pesantren memberi peringatan berkali-kali kepada para santri untuk selalu meluruskan niat dalam menuntut ilmu hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarub illallah) dalam rangka mencari ridha Allah. Dalam hal ini Imam Ghazali memberikan nasihat untuk para penuntut ilmu dalam salah satu karya beliau yaitu Kitab Bidayatul Hidayah: "Apa bila niat dan tujuanmu di dalam menuntut ilmu semata-mata mencari keridhaan Allah, maka berbahagialah. Karena sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya, demikian juga ikan-ikan di tengah samudera meminta keridhaan dan kasih sayang Allah buatmu ".

Namun, yang terjadi sekarang adalah banyak lembaga pendidikan yang menjanjikan pekerjaan yang bagus di perusahaan-perusahaan besar bagi para siswanya jika ia mendaftar di sekolah tersebut yang saya yakini ini penyebab awal para penuntut ilmu berbelok niatnya. Pada akhirnya lembaga pendidikan adalah tempat pencetak calon pekerja bukan calon cendekia. Mereka takut jika tidak menjanjikan pekerjaan yang layak dan bergaji besar bagi calon siswa tidak ada yang mau mendaftar di lembaga pendidikan tersebut.

Tidak jauh berbeda dengan itu, di perguruan tinggi meskipun tidak semuanya para mahasiswa berlomba-lomba mendapatkan gelar dan ijazah tetapi semangat mendapatkan gelar dan ijazah tersebut tidak dibarengi dengan semangat belajar yang tinggi. Kondisi ini bertambah kacau karena hadir dan perkembangan AI (Artificial Intelligence) yang sangat pesat yang di lain sisi AI sangat bermanfaat dalam kegiatan manusia untuk menghemat tenaga dan biaya operasional tetapi di sisi lain juga berdampak buruk dalam dunia akademik misalnya penggunaan AI untuk mengerjakan tugas atau makalah sampai dengan tugas akhir.  Itu menandakan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. 

Fenomena ini menambah permasalahan dalam dunia akademik dan mungkin saja jika tidak diatasi dengan segera berdampak buruk pada perkembangan dunia akademik khususnya di Indonesia.

Memang tidak mudah untuk meluruskan niat belajar pada tujuan yang benar seperti dikatakan di awal. Hal tersebut diakibatkan dari beberapa faktor seperti niat yang kurang mantap, pergaulan, rasa gengsi, dan tidak sadar bahwa masih banyak orang yang tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi ketimbang dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun