Mohon tunggu...
mohamad bajuri
mohamad bajuri Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru bloger

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Filosofi Eyang Semar

17 Mei 2022   11:03 Diperbarui: 17 Mei 2022   11:06 2746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebanyakan orang mengetahui tokoh ini adalah tokoh pewayangan. Tokoh punakawan bersama Bagong, Petruk dan  Gareng. Tokoh Semar dikenal dengan tokoh yang sangat bijaksana. Kata-katanya mengandung makna yang dalam.

Semar memiliki beberapa nama, yaitu Ismaya atau Bambang Ismaya, Badranaya, Nayantaka, dan Sukma Sejati. Menurut beberapa sumber yang pernah kubaca dapat disimpulkan bahwa Semar adalah seorang utusan untuk mengajarkan pengetahuan pada manusia. Dengan mengikuti ajaran yang diberikan oleh Semar maka manusia nantinya akan sampai pada Sang Sukma Sejati.

Sukma Sejati di sini bisa diartikan dengan manunggaling kawula gusti. Jika manusia sudah mampu membersihkan ruhnya dari pengaruh-pengaruh keduniaan maka manusia mencapai taraf ini. Bukan lagi manusia itu sendiri yang beraktivitas dalam dirinya melainkan semua itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala tindakannya selaras dengan kehendak Tuhan, itulah yang disebut dengan Wihdatul wujud atau manunggaling kawula gusti.

Di sini saya akan sedikit mengulas filosofi Eyang Semar. Eyang Semar adalah akronim dari Eling Sembahyang Sami Eling Marang Allah Rosule. 

Eyang akronim dari Eling Sembahyang (Ingat akan Tuhannya). Artinya manusia diingatkan untuk sembahyang. Sembahyang secara gampang dapat diartikan sebagai  ibadah. Melakukan hubungan atau komunikasi antara manusia sebagai makhluknya dengan Tuhan sebagai Khaliq atau Penciptanya. Menyembah kepada Dzat Yang Maha Agung, Sang Hyang Wenang, Sang Widi, Allah, Gusti Allah, Gustine, Sang Hyang Maha Tunggal, Sang Hyang Sangkaning Dumadi.

Manusia diingatkan untuk selalu mengingat Tuhannya. Apapun aran, panggilan, sebutan untuk Tuhan maka ia akan sampai kepada Tuhan, Sang Hyang Tunggal. Karena manusia memiliki sebutan yang berbeda untuk menyebut kepada Tuhan sebagai Penciptanya.

Sembahyangnya Semar tidak terbatas pada waktu dan tempat. Sebagai contoh pada ajaran Islam dikenal dengan salat lima waktu dalam sehari semalam. Salat lima waktu dilakukan dalam rangka untuk mengingat Tuhan sebagai Sang Khaliq. Karena manusia dalam menjalani aktivitas keseharian menyebabkan lupa akan Tuhannya. Seolah-olah Tuhan hilang dari ingatan dan pikiran akibat sibuk memikirkan berbagai macam problema kehidupan. 

Dalam benak manusia dipenuhi dengan pemikiran kegiatan untuk memenuhi segala hajat hidup yang diinginkannya. Bagaimana ia akan mencari uang untuk memenuhi belanja kebutuhan pokok, bayar uang sekolah, cicilan motor, rumah, uang jajan dan lain sebagainya. Kesibukan pemikiran itu yang seakan-akan menyebabkan Tuhan lenyap dari ingatan manusia. Maka diingatkan oleh Semar untuk selalu ingat sembahyang. 

Semar melakukan sembahyang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Di manapun dan kapanpun Semar selalu sembahyang, selalu eling akan Tuhannya. Dalam ajaran Islam dikenal dengan selalu dzikrullah. 

Ke mana pun manusia menghadapkan wajahnya maka akan selalu bertemu Tuhan. Memandang sesuatu dilakukan dengan menyadari bahwa mata menangkap informasi, image yang ada di depannya. Siapakah yang menciptakan apa yang di depan mata, siapakah yang membuat mata itu sendiri. Siapakah yang mengerakkan kemampuan mata untuk berkedip,membuka menutup kelopak mata. Apakah itu semua jasa seorang dokter? Atau jasa orang lain?

Memikirkan tentang semua benda yang nampak oleh mata. Melihat pohon kelapa terbersit pertanyaan tentang siapa yang menciptakannya. Bagaimana caranya air degan rasanya manis. Bagaimana air itu bisa masuk ke dalam batok kelapa, sementara tidak lobangnya. Bagaimana pohon kelapa bisa kokoh berdiri menjulang, padahal akar-akarnya kecil-kecil. Kalau bukan Tuhan siapa lagi yang mampu menciptakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun