Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Opini, dan Pilihan Implementasi

29 Agustus 2023   01:10 Diperbarui: 29 Agustus 2023   01:22 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kurikulum Merdeka (sumber: Wikipedia)

Di sinilah tantangan yang harus dijawab oleh para pendidik kita. Diperlukan kemampuan untuk mengejawantahkan kurikulum merdeka ke dalam aksi pembelajaran di ruang kelas. Guru tidak sekadar memahami pada tatanan konsep melainkan juga, tidak kalah pentingnya, aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran di ruang kelas.

Kondisi ini menjadi pertimbangan Kemendikbud Ristek memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam implementasi kurikulum merdeka. Kemendikbud Ristek memberikan kebebasan untuk menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan IKM. 

Angket pendataan dirancang sedemikian rupa untuk diisi oleh guru dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan. Angket dibuat dengan konsep tidak ada pilihan yang paling benar. Kemendikbud Ristek mengeluarkan angket untuk mengukur kesiapan sekolah sebagai dasar untuk menentukan pilihan implementasi yang paling sesuai. Kesiapan tersebut menyangkut pemahaman dan kemampuan guru dan tenaga kependidikan untuk menggunakan kurikulum merdeka dalam pembelajaran. Artinya semakin siap sumber daya sekolah semakin efektif implementasi kurikulum merdeka yang akan dilaksanakan di satuan pendidikan.

Pada laman Kemendikbud Ristek dijelaskan bahwa berdasarkan kesiapan, implementasi kurikulum merdeka pada satuan pendidikan dapat memilih salah satu dari tiga pilihan, yaitu, mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.

1. Pilihan kesatu, Mandiri Belajar

Pilihan ini tidak menuntut satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka secara utuh. Kepala sekolah dan guru disarankan untuk mengadopsi bagian tertentu dari kurikulum merdeka, khusus pada kelas tersebut di atas. Sekolah dapat menerapkan bagian tertentu kurikulum merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.

Dengan pilihan ini, sekolah tetap menggunakan kurikulum sebelumnya. Namun, pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan lima prinsip pembelajaran asesemen dalam kurikulum merdeka. Guru masih menggunakan silabus atau RPP dengan catatan bahwa di dalamnya tercermin prinsip-prinsip pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid, membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang hayat, mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid, menyesuaikan konteks kehidupan murid, dan mengarah pada masa depan yang berkelanjutan.

2. Pilihan kedua, Mandiri Berubah

Mandiri berubah merupakan pilihan ke dua. Pilihan ini memberikan kesempatan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.

Pada pilihan ini, sekolah menerapkan kurikulum tanpa membuat perangkat ajar. Kemdikbud Ristek menyediakan perangkat ajar berupa tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan modul ajar yang dapat digunakan oleh sekolah. Perangkat ajar ini dapat diperoleh melalui berbagai sumber digital, seperti, Platform Merdeka Mengajar (PMM) atau datadikdasmen.com. Saat ini perangkat ajar sudah dapat dengan mudah diperoleh secara digital.

3. Pilihan ketiga Mandiri Berbagi

Pilihan mandiri berbagi artinya sekolah dapat menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Sekolah yang memiliki kesiapan sumber daya dapat melakukan implementasi kurikulum prototipe atau kurikulum merdeka dengan membuat perencanaan pembelajaran secara mandiri. Guru juga dapat melakukan modifikasi bahan ajar yang tersedia dengan melakukan penyesuaian terhadap karakteristik peserta didik di satuan pendidikan masing-masing.

Dengan pilihan mandiri berbagi sekolah dapat berbagi praktek baik kepada sekolah lain yang memilih IKM mandiri belajar dan mandiri berubah. Artinya, sekolah disarankan untuk melakukan pengimbasan kurikulum merdeka kepada sekolah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun