Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Opini, dan Pilihan Implementasi

29 Agustus 2023   01:10 Diperbarui: 29 Agustus 2023   01:22 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kurikulum Merdeka (sumber: Wikipedia)

Dalam 1-2 tahun belakangan ini, kurikulum merdeka tengah menjadi buah bibir dalam dunia pendidikan. Pemberlakuan kurikulum merdeka seakan meriuhkan langit pendidikan kita.

Kurikulum merdeka dikenal juga dengan istilah kurikulum prototipe atau Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Kurikulum merdeka untuk pertama kali diterapkan pada 2.500 satuan pendidikan yang dipercaya untuk melaksanakan program sekolah penggerak. 

Melalui seleksi yang dilaksanakan secara langsung oleh Kemendikbud Ristek, sekolah penggerak dipercaya sebagai pilot projek dalam penerapan kurikulum merdeka yang mulai berlaku pada tahun pelajaran 2021/2022. 

Penerapan ini dilakukan secara bertahap pada kelas 1 dan 4 jenjang SD, kelas 7 pada jenjang SMP, dan kelas 10 pada jenjang SMA. Pada tahun pelajaran berikutnya (2022/2023), implementasi kurikulum merdeka diperluas pada kelas 2, 5, 8, dan 11. Selanjutnya pada tahun ke 3 (2023/2024) mulai diberlakukan secara keseluruhan pada semua kelas di sekolah penggerak.

Penyebaran pemahaman kurikulum merdeka terus dilakukan. Kemendikbud Ristek sendiri melakukan berbagai upaya untuk mensukseskan implementasi kurikulum merdeka. Dilansir dari laman Kurikulum Merdeka, Kemendikbud Ristek memberikan enam fasilitas dukungan implementasi yang terdiri dari Platform Merdeka Mengajar, Komunitas Belajar, Narasumber Berbagi Praktik Baik, Seri Webinar, Mitra Pembangunan, dan Pusat Layanan Bantuan. 

Pada sekolah penggerak implementasi kurikulum merdeka secara rutin mendapatkan intervensi melalui lokakarya, penguatan komite pembelajaran, dan kegiatan Pokja Manajemen Organisasi (PMO). 

Pokja ini merupakan kelompok yang bertanggung jawab dalam melakukan monitoring, mengevaluasi, merefleksi, dan mendiskusikan, serta mengawal kegiatan sekolah penggerak, terutama dalam penerapan pembelajaran kurikulum merdeka.

Pada saat yang sama, para guru sejak awal penerapannya menyambut kurikulum merdeka dengan bertanya-tanya, mengikuti sosialisasi, webinar, pelatihan, dan berbagai kegiatan serupa. Sebagian lagi menunjukkan sikap santai melihat kehadiran perubahan kurikulum.

Sebagai "pemain utama" dalam pembelajaran, para guru yang memiliki sikap tanggap berusaha menguliti muatan apa saja yang ada di dalam kurikulum merdeka. Mereka berusaha melakukan eksplorasi melalui berbagai sumber belajar yang tersedia, baik secara luring dan daring. Sebagian lagi yang sudah memiliki pemahaman menunjukkan produktivitas dengan membuat konten pembelajaran paradigma baru sebagai ruh kurikulum merdeka.

Opini tentang Kurikulum Merdeka

Sri Hartati, Guru SMA Negeri 12 Semarang, sebagaimana dikutip dari tribunjateng.com, memberikan tanggapan positif dari perspektif guru tentang kurikulum merdeka. Menurutnya, kurikulum merdeka memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun