Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sampah, Berkah di Balik Bahaya Mengerikan

10 Desember 2022   21:01 Diperbarui: 16 Desember 2022   21:48 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain berbagai polusi di atas, masalah sampah plastik juga kerap memperparah pemanasan global dan perubahan iklim di seluruh dunia.

Berkah Sampah

ilustrasi pengolahan sampah. (Kolase - Dokumentasi Pribadi)
ilustrasi pengolahan sampah. (Kolase - Dokumentasi Pribadi)

Hampir setiap pagi seorang nenek masuk ke halaman sekolah untuk memunguti botol dan gelas plastik yang sudah dimasukkan siswa di bak sampah. 

Setiap pagi pula, sejumlah sepeda motor melintasi jalanan di luar tembok halaman sekolah. Pengendaranya melaju dengan sebuah karung besar di boncengan motornya. Mereka merupakan warga desa di sekitar sekolah saya yang mengais rezeki dari sampah. 

Mereka keliling kampung untuk menyisir sisa-sisa aktivitas rumah tangga, seperti barang bekas dari plastik, peralatan dapur dari aluminium, besi bekas, kertas, kardus, dan sebagainya. 

Pada hari lainnya, saat pulang sekolah saya mampir pada seorang pengepul untuk mencari besi bekas yang saya butuhkan untuk sebuah keperluan. Memasuki area pengepulan itu, tampak tumpukan karung berisi plastik berdasarkan jenisnya. 

Di area itu tampak dua orang perempuan sedang memilah sampah. Saya menduga mereka adalah buruh yang sedang bekerja pada pengepul. 

Di balik bahayanya yang begitu mengerikan, sampah juga membawa berkah bagi sejumlah orang. Keberadaan sampah menjadi sumber mata pencaharian bagi sebagian orang. Mereka yang diuntungkan itu adalah para pemulung, pengepul barang bekas, dan pengusaha pengolahan sampah menjadi barang yang didaur ulang.

Di sekitar sekolah saya, sebagian besar masyarakat menjalankan usaha sampah. Puluhan pengepul menghidupi keluarganya melalui keberadaan barang-barang tak terpakai. Mereka terdiri dari pengepul dengan skala usaha yang cukup besar sampai pengepul kecil.

Pengepul besar itu memiliki lahan dan gudang khusus tempat menimbun barang-barang mereka berupa yang plastik, kardus, besi bekas, ember pecah, bekas perabotan dapur, dan barang-barang lain yang masih diincar. Mereka merupakan pemasok barang ke Jawa.

Pengepul yang lebih kecil biasanya menampung sampahnya di halaman rumah. Mereka memanfaatkan ruang kosong yang ada untuk memilah dan menimbun sampah yang mereka peroleh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun