Mohon tunggu...
Yamin Mohamad
Yamin Mohamad Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gasing, Permainan Tradisional dan Kisah Lucu Pemainnya

18 September 2022   17:11 Diperbarui: 19 September 2022   07:45 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukulan atau lemparan itu harus mengenai gasing. Jika berhasil membuat gasing lawan mati (berhenti berputar) berarti pemain yang memukulkan gasing dianggap menang atau mendapatkan point. Pemain kalah harus melemparkan lagi gasingnya untuk dipukul pihak lawan. 

Jika setelah dipukul gasing masih hidup, kedua gasing harus dibiarkan tetap berputar sampai salah satunya mati lebih dulu. Pemain yang gasingnya berputar lebih lama berhak menjadi pemain pemukul berikutnya.

Permainan gasing menjadi salah satu tradisi yang saat ini masih digemari sejumlah orang, terutama warga kampung. Biasanya dalam sebuah desa mereka memiliki tim laiknya tim sepak bola atau tim olahraga beregu pada umumnya. 

Secara rutin tim itu melakukan laga gasing setiap minggu. Dalam momen tertentu pemerintah daerah setempat juga mengadakan turnamen gasing dalam rangka pelestarian permainan tradisional. 

Gasing yang digunakan berukuran besar, diameternya berkisar 12-15 cm, terbuat dari kayu pilihan dan dilingkari baja pada sekeliling badan gasing. Diperlukan keahlian untuk memainkan gasing ukuran besar. Jika salah cara melempar gasing bisa terpental ke mana-mana sehingga dapat mengenai diri sendiri dan orang lain.

Sebagai akhir dari tulisan ini ada kisah lucu seorang Ketua RT di kampung saya yang sangat hobi main gasing. Hobi itu membuatnya rela membeli gasing dengan harga mahal. Dia juga hampir setiap hari melakukan permainan gasing bersama rekan-rekannya. Lokasi mainnya juga berpindah-pindah.

Rupanya hobi itu membuat istrinya kesal. Namun, Pak RT tidak menghiraukan kekesalan istrinya.

Pada dasarnya istri Pak RT tidak mempermasalahkan suaminya hobi gasing. Hanya saja saja hampir setiap hari suaminya keluar rumah membawa tas berisi gasing. Karena rutin digunakan, gasing itu juga membutuhkan perawatan setelah dipakai. Bahkan diganti jika sudah dianggap tidak layak lagi dibawa main. Akibatnya, Pak RT kerap menilep uang dapur.

Suatu hari, ketika pulang dari main gasing. Pak RT disambut baik oleh istrinya. Karena lapar Pak RT minta makan kepada sang istri yang sedang membersihkan halaman. Tanpa minta dilayani, Pak RT mengambil sendiri di dapur.

Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Saat mengambil lauk dalam panci, Pak RT agak heran dengan masakan istrinya. Bunyi sendok beradu dengan benda keras dan besar. 

Ketika menengok ke dalam panci, Pak RT terbelalak melihat gasing sudah diberikan bumbu. Rasa lapar Pak RT sirna. Sempat terpikir untuk marah tetapi segera menyadari kekeliruannya.

Lombok Timur, 18-09-2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun