Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Linglungnya Sang Pencopet

2 Juni 2017   11:07 Diperbarui: 2 Juni 2017   11:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Linglungnya sang Pencopet


Ketika Ramadhan datang biasanya menjamur pasar pasar makanan di sore hari, hal ini membawa berkah tersendiri bagi penjual makanan karena dagangan mereka laris manis diburu oleh pembeli guna disantap waktu berbuka puasa. Ada seorang nenek tua yang yang mengajak cucunya.

“Nak, ikut nenek yuk ke pasar makanan guna membeli makanan berbuka puasa  di ujung kampung ini,”ajak sang Nenek.

“Ayo nek, saya senang sekali bisa menemani nenek sambil ngabuburit,”Cucunya menjawab.

Setelah mereka sampai disana, kondisi pembeli berdesak-desakan untuk mendapatkan makanan yang diinginkannya, Tanpa disadari sang nenek, ada seorang pencopet yang selalu mengintai serta mengawasinya. Tas bawaan nenek terbuka, sehingga memudahkan pencopet untuk mengambil dompet yang dibawanya. Sebelum nenek mengambil makanan yang dikehendaki, ia mengecek dompetnya terlebih dahulu, dan ternyata dompetnya tidak ada, lalu sang nenek sejenak badanya lemas.

“Kenapa nek?” Tanya sang Cucu.

“Dompet nenek hilang diambil orang.”Nenek menjelaskan kejadianya.

Kemudian nenek membaca doa yang pernah diajari oleh orang tuanya terdahulu, jika kehilangan sesuatu biasanya tak lama akan kembali. Teryata tidak butuh waktu lama, pencopet yang mengambil dompet sang nenek kepalanya terasa pusing dan arah jalannya berbalik ke tempat nenek berada, lalu tanpa ia sadari pencopet tadi memberikan dompetnya tanpa mengambil sepeser pun.

“Nek, kok dompetnya ada yang mengantarkan.” Cucu bertanya dengan heran.

“Oh iya, sebetulnya nenek mempunyai doa khusus ketika kehilangan sesuatu ditambah lagi doa orang yang berpuasa selalu dikabulkan Sang Maha Pendengar.” Tutur sang nenek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun