Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Habis Minyak Terbitlah Sengsara

24 Januari 2021   12:46 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:08 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : republika.co.id

Bumi kami di bawahnya mengalir sungai-sungai minyak

Mengundang hasrat tuan itu untuk mengendus aura dolar didalamnya

Membuat kaum imprialis rela berperang untuk merebutnya

Tanah itu kini telah di eksploitasi untuk mengeruk kekakayan

Sementara para pribumi hanya dapat menontonnya

Tak ada kesepakatan yang menguntungkan dengan mereka

Hanya meninggalkan sisa-sisa janji manis para kapitalis

Hampir se abad lamanya, mereka menyuling minyak ditempat kami

Tapi apa yang tersisa? Selain jalan berlobang dan besi tua itu

Mereka merampasnya dari kami, habis minyak terbitlah sengsara

Kuta Raja, 24 Januari 2021

Moehib Aifa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun