Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Berat Menjadi Perawat Pasien Covid-19 di RSJ

25 September 2020   20:10 Diperbarui: 26 September 2020   15:42 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Koleksi Pribadi

Serta ditambah dengan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) lainnya yang semakin membuat saya sama sekali tidak nyaman dengan pakaian tersebut. Seperti mandi sauna jadinya, peluh keluar bercucuran jadinya.

Namun, mengingat bahwa ini adalah tugas mulia dan sumpah profesi, membuat saya pelan-pelan sudah bisa beradaptasi dengan pakaian hazmat saat kontak langsung dengan pasien.

Pengalaman tersebut membuat saya bisa merasakan langsung, bahwa menjadi perawat khusus covid sangat berat dalam berjuang. Tidak semua perawat memberanikan untuk menjadi perawat khusus covid.

Apalagi kasus ini telah banyak memakan korban dari pihak medis, terutama perawat yang menjadi garda terdepan dalam penangan pasien covid.

Lebih Ngeri Menjadi Perawat Covid di RSJ Daripada di Rumah Sakit Umum

Perawat Sedang Melakukan Pemberian Nutrisi Pasien di Salah Ruangan Isolasi RSJ (Koleksi Pribadi)
Perawat Sedang Melakukan Pemberian Nutrisi Pasien di Salah Ruangan Isolasi RSJ (Koleksi Pribadi)

Ada dua masalah utama yang harus dilakukan dalam penanganan pasien suspect covid-19 di RSJ. Masalah pertama adalah tentang status mental pasien yang harus ditangani. Pasien di RSJ rata-rata punya masalah dengan halusianasi dan risiko perilaku kekerasan.

Tidak mudah dalam menangani pasien gangguan jiwa sekaligus mengalami suspect covid-19. Kadang kala pasien sama sekali tidak kooperatif. Di saat halusinasi terjadi sulit bagi perawat untuk mengarahkan. Bahkan akan berisiko terjadinya pukulan oleh pasien tersebut bagi perawat jika terus mendekati pasien yang sedang mengalami halusinasi.

Jadi selain berisiko akan terpapar virus corona, perawat juga akan sangat berisiko menerima perlakuan kekerasan dari pasien yang mengalami halusinasi. Inilah mengapa penulis mengatakan lebih ngeri menjadi perawat covid di RSJ daripada di rumah sakit umum lainnya.

Tentunya dalam menjalani misi kemanusiaan ini, seorang perawat sama sekali tidak berharap akan terjadinya luka serius akibat perilaku kekerasan dari pasien gangguan jiwa. Maupun terpaparnya virus covid-19 saat kontak langsung dengan pasien, meskipun dengan APD yang lengkap, risiko tertular bisa saja terjadi.

Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Lambatnya Keluar Hasil Swab
Dengan melonjaknya penyebaran kasus covid-19 di Aceh, membuat spesimen swab yang akan diperiksa menumpuk di Lab Balitbangkes Aceh yang ditunjuk oleh pemerintah Aceh untuk pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun