Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Apa Harus Cerai Karena Utang?

7 Agustus 2020   11:28 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:51 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto (wordpress.com)

Hindari Utang

Ini agak sulit dilakukan, karena kita sudah terlanjur memiliki kebiasan konsumtif yang tinggi, saya juga salah satu dari jutaan masyarakat Indonesia yang tergiur membeli mobil. Ketika itu tahun 2014 saya membeli mobil Jazz Vittec keluaran tahun 2007 dengan harga Rp. 126 Juta. Saya menggunakan uang tabungan dari hasil gaji dan usaha depot obat, padahal saya tidak begitu membutuhkan mobil.

Namun karena agar tampak keren saya memutuskan untuk memilikinya, padahal itu hanyalah aktualisasi semu untuk sebuah pengakuan dari orang lain agar dikatakan hebat. Hingga saat ini saya masih memiliki mobil tersebut, baru-baru ini saya coba menanyakan harga jualnya, pihak sowroom mengatakan harganya sekitar Rp.80 jutaan.  Berarti saya akan kehilangan aset sekitar Rp.46 Juta.

Berdasarkan pangalaman saya diatas, mungkin bisa menginspirasi orang lain agar mengurangi budaya konsumtif. Setiap orang memiliki keinginan untuk hidup mewah, tapi semua itu harus di iringi dengan usaha dan kerja keras serta manajemen keuangan yang baik. Kita harus menahan keinginan untuk memiliki barang mewah secara instan, demi terciptanya stabilitas keuangan kita.

Hidup tanpa hutang lebih damai, sembari menabung secara pelan-pelan, kemudian menggunakan sedikit uang yang lebih dari kebutuhan primer untuk membeli aset berharga yang akan terus mengalami kenaikan harga dimasa mendatang.

Saya kembali teringat tentang sahabat yang telah saya ceritakan diatas, sewaktu bertemu dengan nya baru-baru ini. Ia mengatakan telah mengajukan gugutan cerai terhadap suaminya, katanya dirinya sudah tidak tahan lagi dengan masalah hutang yang menggerogoti rumah tangganya. 

Semenjak terbabani dengan hutang mereka sering cekcok akibat tidak bisa memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga. Ditambah dengan kelakuan suami yang berselingkuh dengan perempuan lain, bisa jadi suaminya mengalihkan masalah dengan cara seperti itu.

Kebanyakan masalah hutang tidak saja menyebabkan seseorang menjadi miskin, tapi juga muncul persoalan lain, seperti masalah dengan pendidikan anak. Bahkan yang paling miris adalah kehancuran rumah tangga, seperti sahabat saya yang telah mengajukan gugutan cerai pada suaminya. Kalau sudah begitu siapa yang akan kita salahkan? Apa harus cerai karena hutang?

Banda Aceh, 07 Agustus 2020

Moehib Aifa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun