"Kecepatan bisa dipelajari. Tapi keberanian menyalip di tikungan terakhir, saat semua orang memilih aman --- hanya segelintir yang memilikinya. Dan Marc Mrquez adalah salah satunya."
Setiap akhir pekan balapan, saya duduk di depan layar dengan jantung berdebar. Tapi bukan hanya karena suara raungan mesin. Bukan semata-mata karena kecepatan yang memecah angin. Ada satu nama yang sejak dulu membangkitkan rasa: Marc Mrquez.
Bukan sekadar pembalap MotoGP, Mrquez adalah cerita hidup tentang jatuh dan bangkit, tentang luka dan tekad, tentang keberanian dan cinta terhadap lintasan. Ia adalah keajaiban yang pernah datang terlalu cepat, kemudian hilang terlalu cepat --- hanya untuk kembali dengan cara yang lebih keras dan nyata.
Awal Karier Sang Baby Alien
Marc Mrquez lahir di Cervera, Spanyol, tahun 1993. Sejak kecil, bakatnya di atas motor telah membuat para pelatih ternganga. Ia bukan hanya cepat, tapi punya intuisi balap yang terasa "tidak masuk akal".
Ketika masuk Moto3 dan Moto2, Mrquez sudah menjadi sorotan. Pada tahun 2012, ia menjuarai Moto2 dengan dominasi luar biasa --- menunjukkan bahwa ini bukan soal keberuntungan, tapi warisan genetik dari kecepatan dan kecerdasan lintasan.
Lalu 2013 tiba.
Tanpa pengalaman di MotoGP sebelumnya, Mrquez bergabung dengan tim impian: Repsol Honda. Dan di tahun debutnya itu --- bayangkan ini --- ia langsung menjadi juara dunia MotoGP. Usia 20 tahun. Pemula. Legenda baru lahir.
Julukan "Baby Alien" bukan tanpa alasan. Ia tidak hanya mengalahkan lawan-lawan sekelas Lorenzo, Pedrosa, atau Rossi. Ia mengubah cara orang memandang batas dalam dunia balap.
Era Keemasan Repsol Honda (2013--2019)
Sejak debut, Mrquez seperti tidak terhentikan. Ia mencetak gelar juara dunia pada 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019. Hanya dua musim (2015 dan 2016) ia tidak menang --- dan bahkan saat kalah, ia tetap menakutkan di lintasan.