Tawa riang anak-anak mengisi ruangan. Ada yang menggambar tangan saling bergandengan, ada yang membuat gambar rumah ibadah berdampingan, bahkan ada yang menggambar pelangi dengan tulisan “Kita Bersaudara”.
Guru mereka kemudian menempelkan hasil karya itu di dinding, menjadikannya semacam pameran kecil. Pemandangan itu membuat para orang tua yang ikut mendampingi merasa haru. Mereka melihat bahwa anak-anak bisa belajar nilai luhur dengan cara yang menyenangkan.
Harapan untuk Masa Depan
Kegiatan ini menjadi langkah kecil yang diharapkan menumbuhkan dampak besar. Anak-anak yang hari ini belajar tentang toleransi akan tumbuh menjadi generasi yang lebih bijaksana dan terbuka.
Hj. Istikomah menyampaikan harapan agar kunjungan semacam ini terus dilakukan, tidak hanya sekali. Ia berharap sekolah-sekolah lain meniru langkah KB Tunas Pertiwi.
“Semoga kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain untuk mempromosikan kerukunan dan toleransi di kalangan anak-anak,” ujarnya.
Harapan ini sejalan dengan cita-cita bangsa: membangun masyarakat yang harmonis, damai, dan berkeadaban.
Dari Anak untuk Bangsa
Ada pepatah bijak yang mengatakan, “Jika ingin melihat masa depan bangsa, lihatlah anak-anaknya hari ini.” Kunjungan anak-anak KB Tunas Pertiwi ke Pusat Edukasi Kerukunan adalah cermin bahwa masa depan bangsa ini sedang ditempa dengan baik.
Mereka belajar bahwa meski berbeda keyakinan, tetap bisa duduk berdampingan. Mereka belajar bahwa persaudaraan tidak ditentukan oleh kesamaan agama, tetapi oleh kasih sayang dan kepedulian.
Dalam suasana sederhana itu, kita bisa melihat benih-benih perdamaian sedang disemai. Jika terus disiram dan dipelihara, kelak akan tumbuh menjadi pohon kerukunan yang kokoh menaungi generasi berikutnya.